3

Menanggalkan Debu Untuk Embun

Posted by Unknown on 08.33 in





Sebutir embun yang kutemukan dalam dinginnya pagi waktu itu, tetap menyejukkan jiwaku hingga saat ini. Walau jarak telah memisahkanku dengannya, namun pesona dari sebutir embun itu tetap memadamkan setiap bara api yang membakar jiwa dalam kalbu. Embun yang tak tahu dari mana ia datang, embun yang selalu menemani walau ia kekeringan.

Pesonanya melelehkan hati setiap yang memandangnya, termasuk aku yang mencuri-curi setiap pandang untuk melihatnya. Diam hanya itu yang bisa kulakukan saat ini. Diam seribu kata, menunggu ia kembali menyejukkan hati.
Namun, kini embun itu pergi meninggalkan diriku bersama deburan debu dan panasnya api. Air mata ini tak lagi mampu merubahnya menjadi sebutir embun lagi. Apakah ia akan benar-benar musnah bersama panasnya bara api dalam jiwa ini.
"Apiku telah padam," teriakan yang selalu muncul dari hatiku.
Apakah kau tahu aku telah memadamkan api dalam jiwaku untuk berubah menjadi embun seperti dirimu. Embun yang selalu memberi kesejukan pads setiap insan. Aku telah menenggelamkan apiku dalam air yang suci agar aku dapat bersanding bersamamu, menjalani kehidupan bersama menyejukkan kehidupan di bumi yang kering ini.
Kini aku memilikinya dalam genggamanku yang mungkin abadi. Dia pujaanku dalam malam dan siangku, selalu menyejukanku dan membuatku bahagia. Hidupku seolah menyatu dengannya menyatu menjadi satu dalam dirinya.
Hari-hariku kini berwarna penuh makna. Tuhan telah mengirimkan sebutir embun untukku, yang mampu menuntunku ke arah penciptaku, dengan kesejukannya. Menyadarkanku akan deburan debu dan api yang selalu menyerang, serta embun lain yang berjuang mengalahkan api.
Laki-laki itu adalah embun bagiku, yang selalu menuntunku menuju jalan-Nya dengan segala ketaatannya.
"Maafkan aku yang masih tak bisa melepaskan debu," kataku kepada laki-laki itu.
"Semua yang kau lakukan kini adalah proses menuju kebaikan, aku masih setia menunggumu menanggalkan debu dari tubuhmu," kata laki-laki itu dengan penuh kesabaran.
"Menanggalkan dan telanjang dari debu, apakah aku bisa melakukannya?", tanyaku dalam jiwa yang kian terpuruk.
"Ya, aku pasti bisa melakukannya, aku telah menenggelamkan apiku dan kini aku tinggal menelanjangi tubuhku dari debu-debu itu." Kata ku dengan semangat yang membara
Aku telah jauh melangkah dan mematikan apiku dan kini aku tinggal menanggalkan semua debu untuk hidup bersama dengannya menumbuhkan kehidupan baru dengan kesejukan baru tanpa debu. #NulisAja

3 Comments


Wahhhh dah jadi sastrawati ne...


Wahhhh dah jadi sastrawati ne...

Posting Komentar

Copyright © 2009 Sebutir Embun All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.