0

Budak Penantian

Posted by Unknown on 08.11 in

BRAKK !!! Buku jatuh itu membangunkanku dari lamunan tentang dirinya. Dirinya, seorang laki-laki bernama Ary yang meninggalkanku dalam kesunyian dan keterpurukan. Mencabik hatiku dengan sikapnya yang meninggalkan sesak dalam jiwa.
Masa-masa indah yang ku rasa kini berubah menjadi bencana. Bencana besar bagaikan air bah bercampur petir  yang datang secara tiba-tiba. Cinta yang telah kubangun berama dirinya selama lebih dari 5 tahun itu, hancur menjadi pecahan-pecahan kaca yang meninggalkan rasa nyeri yang setiap saat aku merasakannya. Cinta yang dulu hanya untukku kini telah meninggalkanku bersama panasnya angin kemarau yang telah berhembus diwajahku.
Namun, hitam bola matanya, dingin jiwanya, dan hangat bibirnya masih terekam jelas dibenakku. Aku ingat betul bagaimana ia memanjakanku dengan kasih sayangnya, membelai rambutku dengan sejuta cinta dihatinya. Setiap detakan jantung yang semakin berdetak dengan cepat ketika aku bersmanya, semuanya masih tersimpan rapi dalam otakku.
Jujur aku masih menginginkannya hingga sekarang, walau ku tahu dia telah berada dipelukan wanita lain. Ya, wanita lain yang sebenarnya telah merebutnya dariku secara paksa. Aku tak bisa berbuat apa-apa ketika ia merebutnya. Diam seribu kata, mata tak mampu meneteskn air mata, mulut ini pun sama tak mampu mengungkapkan kata-kata. Termangun dan mematung, menahan semua perih, menyiksakan singgasanaku di bajak dan dirampas secara paksa.
Aku hanyalah wanita biasa yang tak mampu mempertahanmu ketika perampasan itu terjadi. Aku tahu aku tak punya senjata untuk mempertahankanmu, seharusnya kau tahu itu !!! Aku hanya punya cinta untukmu. Cinta yang masih suci sama seperti saat kita bertemu untuk pertama kalinya.
Sesal selalu menghantui setiap malamku karena telah melepasmu begitu saja tanpa perlawanan. Mungkin kini kau berpikir bahwa aku kejam padamu melepasanmu begitu saja untuk wanita lain. Tapi sadarlah bahwa aku melakukan ini karna ku tahu aku tak mampu melawannya, wanita yang kokoh menginginkanmu menjadi pendampingnya.
Aku ingin berteriak kepadamu untuk menolongku dan memberikan sedikit keberanian untuk melawannya, serta melupakan jarak yang memisahkan kita. Aku disini dan sampai saat ini masih menunggu semangat darimu untuk melakukan perlawanan mendapatkan sebuah hak yang dirampas.
Sikapmu yang menduakanku dan memabagi cintamu dengan wanita lain itu telah lama aku maafkan. Luka yang kau goreskan dan meninggalkan bekas itu sudah lama menghilang, terhapuskan oleh rasa cinta yang besar dariku untukmu.
"Tuhan kembalikan dia dalam pelukanku, biarkan aku merasakan rasa cinta darinya untuk kedua kalinya, dan pisahkan dia dari wanita yang telah merebutnya dariku," itu adalah do'a yang selalu kupanjatkan setiap malamku.
Jahat !!! Memang aku terlihat jahat dari setiap do'a yang kupanjatkan. Tapi wanita  itulah yang telah memulai segalanya. Apa salahnya ketika diriku menginginkan apa yang kupunya kembali padaku. Bukannya aku tak menerima takdir, tapi apa salahnya aku berharap untuk secuwil cinta yang pernah hilang dan ingin kukembalikan. “Toh kita sama-sama masih mencinta”, sebuah kalimat yang membuatku bertahan hingga saat ini menunggu datangnya dirimu kembali.
Gila!!! Ya, memang aku gila karena cintamu. Kegilaan yang membuatku lupa akan kebenaran dan kenyataan bahwa kau kini telah bahagia dengannya dan tinggal aku yang terpuruk dalam luka yang tahu kapan ia sembuh.
Pernah kucoba untuk berpaling darimu mencoba berkelana menjelajahi setiap jiwa laki-laki lainnya. Namun, jiwa ku tak merasakan nikmat apapun ketika bersama mereka. Hanya hampa yang kurasakan serta ingatan saat aku bersamamu.
Aku sayang padamu, aku ingin melepaskan status lajangku hanya padamu, kata seorang laki-laki yang bernama Boy kepadaku.
Ya, aku juga bersedia melepaskan status lajangku untukmu, kata yang terpaksa ku ucap untuk laki-laki itu agar aku dapat melupakanmu dan melepaskan diri dari penjara cintamu.
Boy adalah lelaki yang baik, pintar, dan kaya. Tak hanya itu ia juga rajin dalam beribadah. Wajahnya menggambarkan kejeniusan yang ada dalam otaknya. Bola matanya hitam, hidungnya mancung dan kulitnya putih. Sosok yang digemari dan diinginkan oleh kebanyakan kaum hawa. Tapi entah mengapa hati kecilku memberontak kepadanya.
Lima bulan sudah aku menjalin cinta dengannya, tak ada sedikitpun getaran dalam hatiku untuknya. Hatiku tampaknya telah mati bersama dengan matinya cinta Ary kepadaku. Kucoba tetap bertahan kepadanya, namun hatiku terus melawan dan bergejolak. Hingga akhirnya aku tidak kuat lagi, melawan seiap serangan dari hati kecilku yang masih selalu meyebut nama Ary.
Boy maafkan aku telah mengecewakanmu, maaf hingga saat ini aku tak bisa memeberikan cintaku dan menyerahkan status lajangmu kepadaku, kataku dengan lembut kepada Boy yang sedang tidur dipangkuanku.
Apa yang kau bilang Mira?, Boy kaget bukan main dengan perkataanku. Ia terbangun dari tidurnya dan melihatku secara dalam-dalam.
Aku hanya menunduk, tak kuasa melihat bola mata itu, bola mata yang tajam yang telah mengorbankan segalanya untukku.
Aku tak bisa Boy, maaf. Bayang-bayang Ary masih selalu menghantuiku. Jelasku pada Boy.
Dia hanya termangu mendengar penjelasanku. Dia tak percaya bahwa aku masih menyimpan nama Ary dalam hatiku. Ku coba untuk menjelaskan semuanya kepada Boy hingga akhirnya ia mau melepaskan cintanya dan mengambil kembali status lajangnya.
Aku sadar bahwa aku telah melukai Boy demi Ary yang tak tahu kapan ia kembali. Namun, cintaku telah hilang bersama keprgian Ary. Aku hanya seperti raga kosong yang menanti jiwaku dikembalikan lagi oleh Ary.  Walau, mungkin itu tak akan terjadi karena Ary telah menggadaikan jiwanya untuk wanita lain. Namun, aku akan masih tetap setia kepadanya hingga ajal menjemput diriku dan raga kosong ini. #NulisJuga

0 Comments

Posting Komentar

Copyright © 2009 Sebutir Embun All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.