Komunikasi Organisasi
Kepemimpinan dalam
Islam
Dosen Pengampu : Yani Tri Wijayanti
Disusun oleh:
Frenda Yentin Madiana
NIM. 13730105
PROGAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN
KALIJAGA
YOGYAKARTA
2013 / 2014
BAB I
Pendahuluan
1.
Latar
Belakang
Islam adalah agama samawi yang diturunkan Allah SWT melalui
Rasul-Nya yang terakhir Muhammad SAW.islam diturunkan untuk meluruskan agama
Allah SWT yang disampaikan melalui Rasul-Nya yang terdahulu, karena telah
diselewengkan oleh para pengikutnya masing-masing. Maka dari itu, Islam
merupakan satu-satunya agama yang haq, yakni yang paling benar di sisi Allah
SWT, sejak diturunkan hingga akhir zaman nanti.
Allah menciptakan makhluknya manusia. Manusia yang hidup dalam
kurun waktu yang sama, harus mewujudkan kehidupan bersama, terutama yang hidup
di lingkungan satu wilayah, karena manusia diciptakan juga sebagai makhluk
sosial.
Dalam melakukan sosialisai, manusia mengaktualisasi dirinya untuk
menemukan jati diri mereka. Dalam mengaktualisasikan diri, setiap manusia
sebagai individu memerlukan partisipasi orang lain, bukan untuk menjadi sama
dengan orang lain, tetapi justru untuk berbeda dengan orang lain. Dengan adanya
perbedaan, justru kita sebagai manusia perlu menghargai satu sama lain. Tetapi
di antara perbedaan itu, terdapat juga yang memiliki kesamaan, sehingga menjadi
motivasi untuk mewujudkan kelompok atau organisasi.
Perbedaan di antara sekelompok orang yang memiliki kesamaan akan
memunculkan orang yang menjadi pemimpin di antara sejumlah orang yang lebih
banyak, sebagai pihak yang memerlukan pemimpin. Kondisi lain ada juga karena
seseorang harus menjalankan tugas pemimpin. Contoh lain karena seseorang itu
memiliki kelebihan dalam bidang agama Islam, yang nantinya disebut ulama dan
secara tidak sadar dia dianggap sebagai pemimpin.
BAB II
Pembahasan
A.
Pengertian
Kepemimpinan
Ada tiga perkara yang harus dijadikan pedoman umat Muslim dalam
menjalankan kehidupan :
1.
Mengerjakan
semua perintah Allah.
2.
Menjauhi
semua larangan Allah.
3.
Menerima
dengan ikhlas semua hukum Allah.
Orang-orang yang berpedoman pada itu adalah orang-orang yang
dipimpin Allah dalam kehidupannya. Orang-orang yang bertaqwa dengan sungguh-sungguh
pada Allah, akan selalu menyadari dan berusaha menjalankan fungsinya sebagai
pemimpin umat. Dijalankannya kepemimpinan sebagai perwujudan kehendak Allah SWT
diminta atau tidak diminta oleh orang lain, dengan cara menyeru agar berbuat
makruf dan meninggalkan perbuatan mungkar.
a.
Pengertian
Spiritual
Dalam bahasa Inggris pemimpin disebut Leader. Kegiatannya
disebut kepemimpinan atau leadership. Secara spiritual kepemimpinan
harus diartikan sebagai kemampuan melaksanakan perintah dan meninggalkan
larangan Allah SWT, baik secara bersama-sama maupun perseorangan. Dengan kata lain kepemimpinan adalah kemampuan
mewujudkan semua kehendak Allah SWT yang telah diberitahukan-Nya melalui
Rasul-Nya yang terakhir Muhammad SAW. Kepemimpinan dalam arti spiritual tiada
lain daripada ketaatan atau kemampuan mentaati perintah dan larangan Allah SWT
dan Rasulullah SAW dalam semua aspek kehidupan.
Secara tegas berarti
pemimpin yang sesungguhnya bagi umat Islam adalah Allah SWT dan Rasulullah SAW.
Manusia sebagai pemimpin hanya diridhai jika melaksanakan tugasnya sesuai
kehendak Allah SWT.
Para pemimpin yang
beriman selalu menciptakan keselarasan antara tindakannya dengan petunjuk dan
tuntutan Allah SWT. Manusia sebagai khalifah memikul kewajiban yang harus
dipertanggungjawabkan pada Allah SWT.
Jadi, kepemimpinan dalam arti spiritual tidak lain adalah
kepemimpinan Allah SWT. Kepemimpinan ini tidak bersifat abstrak. Dan
kepemimpinan ini bukanlah kepemimpinan yang sepihak.
b.
Pengertian
Empiris
Kepemimpinan adalah kegiatan manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
Pemimpin adalah orang yang memimpin atau mengetuai atau mengepalai. Pada bagian
awal dari pengertian secara terminologi dapat diidentifikasi beberapa gejala :
1.
Dalam
kepemimpinan selalu berhadapan dua belah pihak.
2.
Kepemimpinan
merupakan gejala sosial.
3.
Kepemimpinan
sebagai perihal memimpin berisi kegiatan menuntun, membimbing, memandu,
menunjukkan jalan, mengepalai dan melatih, agar orang-orang yang dipimpin dapat
mengerjakannya sendiri.
Dilihat dari segi Islam, kepemimpinan berarti merupakan kegiatan
menuntun, membimbing, memandu, dan menujukkan jalan yang diridhai Allah SWT.
Kepemimpinan harus mampu mengeliminir, mengurangi dan mungkin
meniadakan berbagai kegiatan individual yang bermacam jenis, dan berusaha
menuntun, mengarahkan dan membimbing sejumlah orang untuk melakukan suatu
kegiatan yang sama.
Setiap organisasi memerlukan pemimpin, tetapi kepemimpinan tidak
selamanya harus dialaksanakan dalam suatu organisasi.
B.
Dinamika
Kepemimpinan
Pemimpin dalam Islam dalam proses pengambilan keputusan harus berdasarkan firman Allah dan Hadits
Rasulullah. Proses pengambilan keputusan yang bersifat apriori adalah sebagai
berikut :
1.
Menghimpun
dan melakukan pencatatan serta pengembangan data.
2.
Menghimpun
firman Allah dan Hadits Rasulullah sebagai acuan utama.
3.
Melakukan
analisis data dengan merujuk Firmal Allah dan Hadits Rasulullah.
4.
Memantapkan
keputusan yang ditetapkan.
5.
Memutuskan
secara operasional dalam bentuk kegiatan konkret oleh pelaksana.
6.
Menghimpun
data operasioan sebagai data baru.
7.
Menghimpun
dan mencatat data baru dari kegiatan operasional dalam mewujudkan keputusan.
C.
Kepribadian
Pemimpin
Setiap pemimpin mewujudkan kepemimpinan yang efektif dan diridhai
Allah dengan kepribadian sebagai orang yang beriman harus menunjukkan sikap
sebagai berikut :
1.
Mencintai
kebenaran dan hanya takut pada Allah.
2.
Dapat
dipercaya, bersedia, dan mampu mempercayai orang lain.
3.
Memiliki
kemampuan dalam bidangnya dan berpandangan luas didasari kecerdasan yang
memadai.
4.
Senang
bergaul, ramah tamah, suka menolong, dan memberi petunjuk serta terbuka pada
kritik orang lain.
5.
Memiliki
semangat untuk maju, semangat pengabdian dan kesetiakawanan, serta kreatif dan
penuh inisiatif.
6.
Bertanggung
jawab dalam mengambil keputusan dan konsekuen, berdisiplin serta bijaksana
dalam melaksanakannya.
7.
Aktif
memelihara kesehatan jasmani dan rohani.
D.
Fungsi
dan Tipe Kepemimpinan
1.
Fungsi
Pemimpin
a.
Fungsi
instruktif
b.
Fungsi
konsultatif
c.
Fungsi
partisipasi
d.
Fungsi
delegasi
e.
Fungsi
pengendalian
f.
Fungsi
keteladanan
2.
Tipe
Kepemimpinan
a.
Tipe
kepemimpinan otoriter
b.
Tipe
kepemimpinan bebas (Laissez Faire)
c.
Tipe
kepemimpinan demokratis
E.
Meneladani
Kepemimpinan Rasulullah SAW
Kepemimpinan Muhammad SAW tidak dapat diberi urutan nomor dalam
deretan kepemimpinan manusia biasa. Karena satu-satunya kepemimpinan yang
bergema secara murni hingga akhir zaman. Membela dan meneladani kepemimpinan
Rasulullah adalah perbuatan mulia, sehingga pasti dicintai oleh Allah SWT.
Muhammad SAW diutus dan diangkat menjadi pemimpin manusia oleh
Pencipta manusia, bukan hanya tanpa Surat Keputusan, tetapi juga tanpa
singgasana dan mahkota. Namun beliau tetap lebih mulia dari pemimpin yang
diangkat dengan berbagai simbol duniawiyah.
Kemenangan demi kemenangan untuk menegakkan kebenaran berdasarkan
petunjuk dan tuntunan Allah SWT dialami umat Islam yang dipimpin langsung oleh
Rasulullah SAW. Sebenarnya Rasulullah SAW bukan pemimpin yang menyenangi
peperangan.
Rasullullah memiliki kepribadian yang terpuji yang disebut sebagai
sifat wajib Rasul, yaitu :
1.
Siddiq
(Benar)
2.
Amanah
(Terpercaya)
3.
Tabligh
(Menyampaikan)
4.
Fatanah
(Pandai)
5.
Maksum
(Bebas dari dosa)
a.
Perwujudan
Kepemimpinan Otoriter
Rasulullah merupakan pemimpin yang sangat keras dalam menghadapi
orang kafir dan dalam memberikan hukuman serta pelaksanaaan petunjuk dan
tuntutan Allah SWT lainnya.
b.
Perwujudan
Kepemimpinan Laissez Faire
Beliau tidak memaksa dengan kekerasan, setiap manusia diberi
kebebasan memilih agama yang akan dipeluknya.
c.
Perwujudan
Kepemimpinan Demokratis
Beliau menyatu dengan umat Islam yang dipimpinnya, dalam kehidupan
sederhana dan memprihatinkan.
Kepemimpinan Rasulullah menyentuh aspek positif dari semua tipe
kepemimpinan, pada dasarnya merupakan kepemimpinan yang bersifat persuasif.
BAB III
Penutup
1.
Kesimpulan
Secara spiritual kepemimpinan harus diartikan sebagai kemampuan
melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan Allah SWT, baik secara
bersama-sama maupun perseorangan.
Secara empiris, kepemimpinan adalah kegiatan manusia dalam
kehidupan bermasyarakat. Pemimpin adalah orang yang memimpin atau mengetuai
atau mengepalai.
Dilihat dari segi Islam, kepemimpinan berarti merupakan kegiatan
menuntun, membimbing, memandu, dan menujukkan jalan yang diridhai Allah SWT.
Kepemimpinan harus mampu mengeliminir, mengurangi dan mungkin
meniadakan berbagai kegiatan individual yang bermacam jenis, dan berusaha
menuntun, mengarahkan dan membimbing sejumlah orang untuk melakukan suatu
kegiatan yang sama.
Sebagai contoh kepemimpinan dalam Islam adalah kepemimpinan
Rasulullah. Kepemimpinan Rasulullah menyentuh aspek positif dari semua tipe
kepemimpinan, pada dasarnya merupakan kepemimpinan yang bersifat persuasif.
DAFTAR PUSTAKA
Azra,
Azyumardi. 2002. Versi Terdalam : Kehidupan Rasul Allah Muhammad
SAW. Jakarta :
Murai Kencana
Munawwir,
Imam. 2000. Asas-asas Kepemimpinan dalam Islam. Surabaya :
Usaha Nasional.
Nawawi,
Hadari. 1993. Kepemimpinan Menurut Islam. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press.