LAPORAN OBSERVASI
KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS
KEPARIWISATAAN DIY
Disusun
oleh :
Frenda Yentin Madiana (13730105)
Eni Sukmawati Indah (13730082)
Anang Setiawan (13730106)
Arif Wicaksono (13730108)
ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UIN SUNAN KALI JAGA YOGYAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Seiring
dengan berkembangnya zaman dan semakin canggihnya tekhnologi semakin banyaknya
pula organisasi yang berkembang di Negara ini. Baik itu organisasi swasta maupu
organisasi negeri.
Indonesia
merupakan Negara kepulauan yang mempunyai sejuta keindahan dan pesona yang
memikat mata setiap insane yang memandangnya. Wisatawan nasional maupun
internasional berbondong-bondong datang ke Indonesia untuk memanjakan matanya
dengan pesona alam Indonesia. Tak hanya itu Indonesia juga kaya dengan berbagai
kebudayaan dan juga kerajinan.
Kemajuan yang tinggi serta tingkat
kesejahteraan yang semakin mendekati titik sejahtera telah menjadikan
pariwisata sebagai bagian dari kebutuhan pokok manusia. Yang mendorong manusia
untuk menjelajah dan mengenal alam dan budaya belahan dan kawasan-kawasan
Negara lainnya.
Seiring
dengan bergesernya pariwisata menjadi kebutuhan pokok manusia membuat kedudukan
sector pariwisata menjadi salah satu pilar dalam pembangunan nasional yang
membantu dalam peningkatan devisa Negara, penyerapan tenaga kerja serta dalam
hal mengembangkan wilayah yang ada di Indonesia. Semakin berkembangnya
pariwisata yang ada di Indonesia maka sangatlah diperlukan sebuah organisasi
yang mengatur dan menangani masalah yang berkaitan dengan kepariwisataan.
Organisasi itu adalah Dinas Kepariwisataan yang berada ditiap daerah di
Indonesia.
Daerah
Istimewa Yogyakarta adalah salah satu kota yang mempunyai bermacam-macam tempat
wisata dan pesona alam. Wisata yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta mulai
dari wisata kuliner, wisata alam sampai wisata budaya. Semua tersuguhkan secara
lengkap di Daerah Istimewa Yogyakarta yang tak boleh melupakan sosok di
belakangnya yang membuat pariwisata yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta
menjadi kota pariwisata yang dikagumi masyarakat. Dinas Kepariwisataan
Yogyakarta adalah seorang yang berada dibelakang kesuksesan pariwisata
Yogyakarta, sebuah instansi yang berada
di bawah naungan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana Iklim
dan Budaya Organisasi yang berkembang di Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa
Yogyakarta?
2. Bagaimana
komunikasi verbal dan non verbal yang berlaku disana serta media komunikasi apa
yang digunakan ?
C. Tujuan
1. Mengetahui Iklim
organisasi beserta budaya organisasi yang berkembang di Dinas Kepariwisataan
Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Mengetahui
komunikasi verbal dan nonverbal yang berlaku di Dinas Kepariwisataan Daerah
Istimewa Yogyakarta dan media apa yang digunakan.
PEMBAHASAN
1. Profil Dinas
Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta
Dinas
Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu dari Kantor Dinas
yang ada di Yogyakarta yang termasuk dalam Satuan Kerja Perangkat Daerah. Dinas
Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta mengemban semua tugas yang berkaitan
dengan masalah pariwisata yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dinas
Kepariwisataan kini di kepalai oleh Kepala Dinas Pariwista yang diampu oleh PLT
karena kepala dinas telah pensiun. Di sebut PLT karen belum difinitif. Kepala
Dinas Kepariwisataan yang sekarang ini sekaligus menjadi asisten ekonomi
pembangunan di Pemerintah Daerah Yogyakarta yang berada di Kepatihan. Kepala
Dinas yang sekarang bernama Ir. Didik Purwadi, M.EC.
Adapun
visinya adalah terwujudnya Yogyakarta sebagai Destinasi Pariwisata berbasis
budaya terkemuka di Asia Tenggara, berkelas dunia, berdaya saing,
berkelanjutan, mampu mendorong pembangunan Daerah untuk kesejahteraan
masyarakat.
Selanjutnya,
Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta juga mempunyai misi, misinya
yaitu :
1. Mewujudkan
Kepariwisataan berbasis budaya yang kreatif dan inovatif.
2. Mengembangkan
Daya Tarik Wisata berbasis budaya.
3. Meningkatkan
daya saing Pariwisata pada tingkat nasional maupun global sehingga mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
4. Mengembangkan
tujuan Wisata yang aman, nyaman, menarik, mudah dicapai, dan berwawasan
lingkungan sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
5. Mengembangkan
pemasaran Pariwisata yang sinergis, unggul, dan bertanggung jawab untuk
meningkatkan kunjungan wisatawan baik nusantara maupun mancanegara.
6. Mengembangkan
industry pariwisata yang berdaya saing, kredibel, mampu menggerakkan kemitraan
usaha, dan bertanggung jawab atas kelestarian dan keseimbangan lingkungan alam
dan social budaya.
7. Mengembangkan
organisasi kelembagaan Pemerintah Daerah , Pemerintah Kabupaten/Kota, swasta,
dan masyarakat.
8. Mengembangkan
sumber daya manusia, regulasi, dan mekanisme operasional yang efektif dan
efisien dalam rangka mendorong terwujudnya Kepariwisataan yang berkelanjutan.
9. Mewujudkan
masyarakat sadar wisata untuk mendukung tercapainya Sapta Pesona.
Sedangkan
Tujuan yang ingin dicapai oleh Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta
adalah sebagai berikut :
1. Mewujudkan
pariwisata bebasis budaya yang kreatif dan inovatif sebagai sector unggulan dan
prioritas pembangunan daerah.
2. Meningkatkan
kualitas dan kuantitas daya tarik wisata yang mampu mendorong peningkatan
jumlah kunjungan.
3. Meningkatkan
produk domestic bruto, devisa daerah, produk domestic regional bruto,
pendapatan asli daerah, dan pendapatan masyarakat, dengan tetap memelihara
kelestarian lingkungan.
4. Mewujudkan media
pemasaran yang efektif dan efesien untuk meningkatkan citra kawasan
pariwisata daerah dan apresiasi
terhadapnya sehingga mampu menarik kunjungan dan kunjungan ulang wisatawan
mancanegara dan wisatawan nusantara.
5. Mewujudkan
industry pariwisata yang mampu menggerakkan
perekonomian daerah melalui peningkatan investasi di bidang pariwisata,
kerjasama antarusaha pariwisata, memperluas lapangan kerja, dan melaksanakan
upaya-upaya untuk mendukung pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.
6. Mengembangkan
lembaga kepariwisataan dan system tata kelola yang mampu menyinergikan
pembangunan industry Pariwisata, kawasan pariwisata, dan pemasaran pariwisata
secara professional, efektif dan efesien.
Sasaran
Pembangunan dari program-program yang akan dilaksanakannya antara lain adalah :
1. Terciptanya
berbagai inovasi jenis daya tarik wisata.
2. Tersedianya
fasilitas pendukung kepariwisataan yang handal.
3. Meningkatnya
kualitas paket wisata variatif, yang dikelola secara sinergis dan terintegrasi
antara pemerintah daerah dan atau oleh pelaku wisata.
4. Meningkatnya
kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara.
5. Meningkatnya
kesejahteraan masyarakat daerah.
6. Terwujudnya
pariwisata berbasis budaya yang kreatif dan inovatif sebagai sector unggulan
dan prioritas pembangunan daerah
7. Meningkatnya
kualitas dan kuantitas daya tarik wisata yang aman dan nyaman yang mampu
mendorong peningkatan jumlah kunjungan wisatawan.
8. Terwujudnya
pariwisata sebagi sector unggulan dan pariwisata yang handal dan prioritas
pembangunan daerah.
9. Terciptanya
sumber daya manusia pariwisata yang handal dan professional.
10. Terwujudnya
masyarakat sadar wisata dan mendukung tercapainya sapta wisata.
11. Terwujudnya
industry pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian daerah melalui
peningkatan investasi di bidang pariwisata, kerjasama antarusaha pariwisata,
perluasan lapangan kerja, dan upaya-upaya untu pendukung pelestarian lingkungan
dan perbedayaan masyarakat.
12. Terwujudnya
lembaga kepariwisataan dan system tata kelola yang mampu menyinergikan
pembangunan industry pariwisata, kawasan pariwisata, dan pemasaran pariwisata
secara professional, efektif, dan efisien.
Sedagkan arah pembangunan
Kepariwisataan Daerah meliputi :
1. Prinsip
pembangunan Kepariwisataan yang berkelanjutan
2. Orientasi pada
upaya-upaya pertumbuhan, peningkatan kesempatan kerja, pengurangan kemiskinan,
serta pelestarian lingkungan.
3. Dilaksanakan
dengan tata kelola yang baik
4. Dilaksanakan
secara terpadu secara lintas sector, lintas daerah, dan lintas pelaku.
5. Dilaksanakan
dengan mendorong kemitraan sector public dan privat.
2. Iklim dan
Budaya Organisasi yang berlaku di Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa
Yogyakarta
Banyak
definisi tentang iklim organisasi yang di kemukakan oleh para ahli namun
diantara mereka sampai kini belum menemukan kesepakatan tentang definisi dari
iklim oraganisasi itu sendiri. Tagiuri (1968) mengatakan iklim organisasi
adalah kualitas yang relative abadi dari lingkungan internal organisasi yang
dialami oleh anggota-anggotanya, mempengaruhi tingkah laku mereka serta dapat
diuraikan dalam istilah nilai-nilai suatu set karakteristik tertentu dari
lingkungan.
Payne
dan Pugh (1976) mendefinisikan iklim organisasi sebagai suatu konsep yang
mereflesikan isi dan kekuatan dari nilai-nilai umum, norma, sikap, tingkah laku
dan perasaan anggota terhadap suatu system social. Sedangkan Litwin dan
Stringers (1968) memberikan dimensi ikllim organisasi sebagai berikut :
1. Rasa tanggung
jawab.
2. Standar atau
harapan tentang kualitas pekerjaan.
3. Ganjaran atau
reward.
4. Rasa
persaudaraan.
5. Semangat tim.
Jika
dilihat dari Rrasa tanggung jawab yang dimiliki oleh para pegawai dan pimpinan
pegawai yang ada di Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta mereka
sudah cukup memiliki rasa tanggung jawab dan bisa dibilang rasa tanggung jawab
mereka terhadap tugas dan beban kerja mereka untuk melaksanakan semua program
yang telah dibuat cukuplah tinggi. Meningangat program kerja yang harus
dikerjakan tahun ini sudah direncanakan tahun sebelumnya dan sudah disepakati
bersama. Program kerja yang diambil untuk tahun ini juga diperhitungkan
masak-masak oleh semua kepala bagian yang ada apakah mereka sanggup atau tidak
karena jika ada satu program saja yang tidak dikerjakan maka program tersebut
akan hangus dan tidak dapat dikerjakan lagi tahun-tahun berikutnya.
Rasa
tanggung jawab yang tinggi akan pekerjaan yang dimiliki para pegawai ini
terlihat dari capaian Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta yang
meraih juara dua setelah mengalahkan 31 instansi yang berada dalam Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) atas capaian kinerja satu tahun yang berhasil
menyelesaikan semua program kerja dengan tepat sasaran dan tepat waktu,
sehingga mendapatkan predikat sebagai Wajah Tanpa Pengecualian (WTP) dari
Gubernur Daerah Istiewa Yogyakarta. Hal ini membuktikan bahwa para pegawai yang
ada di Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta benar-benar memiliki rasa
tanggung jawab yang tinggi akan pekerjaan yang dibebankan kepada mereka.
Dalam
melaksanakan berbagi kebijakan dan program para pegawai dan staff yang ada di
Dinas Kepariwisataan Yogyakarta diberikan pondasi dan dasar yang termuat dalam
satu rangkuman peraturan dan dasar-dasar yang menjadi acuan untuk pelaksanaan
program agar program yang dikerjakan tidak melenceng. Buku acuan yang dimaksud
disebut dengan RIPPARDA Provinsi. RIPPARDA Provinsi ini adalah Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta yang didalamnya berisi
rencana yang jelas bagi pengembangan kawasan-kawasan wisata baik yang sudah
layak disebut unggulan maupun yang potensial diseluh Daerah Istimewa
Yogyakarta. Dengan adanya RIPPARDA ini maka apa yang akan dicapai dan menjadi
sasaran dari Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta sudah jelas dan
tentunya akan membuat pegawai dan staff-staff yang ada di Dinas Kepariwisataan
Daerah Istimewa Yogyakarta tidak kebingungan dalam mengambil arah kebijakan
untuk mengembangkan wisata daerah yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dan
apabila ada kebijakan baru maka Kepala dinas kepariwisataan Daerah Istimewa
Yogyakarta memberitahukan kepada sekretaris kemudian ke bagian pengembangan
kapasitas, pengembangan destinasi, pengembangan pemasaran. Dan setelah itu
bagian-bagian pengembangan ini akan menyampaikannya kepada pegawai-pegawai yang
ada dibawahnya sesuai dengan struktur yang ada di dalam instansi ini dan
ahirnya sampai kepada staff atau pegawai yang paling rendah jabatannya.
RIPPARDA
sendiri berisi pedoman dan dasar-dasar yang harus dilakukan dalam mengambil
sebuah kebijakan dari tahun 2012 sampai 2025 yang berarti RIPPARDA ini juga
bisa diartiakan sebagai rencana jangka panjang yang memuat garis besar tujuan
khusus dan objektif.
Di
dalam Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta juga diterapkan ganjaran
atau reward dan punishment untuk lebih memotivasi pegawai agar giat dalam
bekerja. Ganjara yang diberikan kepada pegawai dan staff Dinas Kepariwisataan
Daerah Istimewa Yogyakarta apabia mereka datang dan absent tepat waktu dan
tidak terlambat adalah Tunjangan Penghargaan Pengabdian yang diberikan setiap
tri wulan, namun apabila mereka sering terlambat maka mereka akan mendapatkan
surat peringatan dan punishmen yang paling parah adalah penurunan pangkat.
Di
dalam Dinas Kepariwisataan Yogyakarta terdapat bagian-bagian yang bekerja
sesuai dengan keahliannya. Bagian-bagian itu adalah :
1. Bagian
Pengembangan Kapasitas
Bagian ini mempunyai program tentang Kelembagaan
Kepariwisataan serta SDM kepariwisataan.
Yang kemudian masih dibagi lagi
menjadi bagian Kelembagaan dan bagian Sumber Daya Manusia.
Bagian kelembagaan bertugas untuk
mengembangkan organisasi kepariwisataan seperti restruktuarisasi dan reposisi
organisasi kepariwisataan daerah, optimalisasi koordinasi antar dinas dan
kabupaten/Kota, optimalisasi organisasi Kepariwisataan swasta dan masyarakat di
Daerah dan optimalisasi kemitraan usaha Pariwisata antara Pemerintah Daerah,
swasta dan massyarakat.
Sedangkan bagian Sumber Daya Manusia bertugas untuk
mengembangkan dan membangun Sumber Daya Manusia pariwisata. Misalnya dengan
penguatan institusi pendidikan Pariwisata.
2. Bagian Destinasi
Bagian ini mempunyai program kerja Obyek Daya Tarik Wisata
(ODTW), standarisasi Hotel, Restoran, Home Stay dan sarana prasarana
kepariwisataan.
Dalam bagian destinasi ini dibedakan lagi menjadi tiga bagian
yaitu bagian standarisasi, bagian ODTW (Obyek Daya Tarik Wisata) dan bagian
sarana prasarana.
3. Bagian Pemasaran
Bagian promosi, bagian informasi dan bagian analysa.
4. Bagian
Sekretariat
Bagian ini bertugas untuk merencanakan Program yang ada di
Dinas Kepariwisataan DIY, mengelola keuangan, mengelola kepegawaian dan
administrasi.
Bagian ini dibagi menjadi :
a) Program
b) Sub Umum
c) Sub Program
d) Keuangan
Dari pembagian
bidang-bidang ini terlihat bahwa organisasi telah membuat
klasifikasi-klasifikasi bidang-bidang tertentu untuk pegawainya sesuai dengan
keahlian masing-masing. Hal ini dimaksudkan agar program yang dikerjakan dapat
diselesaikan dengan tepat sasaran dan memuaskan.
Hubungan yang
terjalin antara pemimipin dengan pegawai dan staff bawahan juga baik. Hal ini
diperlihatkan dari sikap loyal yang ditunjukan oleh pemimpin kepada bawahannya.
Dalam hal ini kepala bagian pengembangan kapasitas mengaku sikap loyal kepada
bawahan sangatlah perlu dilakukan agar bawahan merasa nyaman ketika bekerja
sama dengan atasan sehingga program yang dikejakan cepat selesai dan dengan
hasil yang memuaskan. Kepala bagian kapasitas juga merasa bahwa dirinya tidak
hanya sekedar sebagai pimpinan tetapi juga harus bisa menyejahterakan bawahan
yang ada di bawahya.
Budaya Organisasi
diartikan Sarplin sebagai suatu sistem nilai, kepercayaan dan kebiasaan
dalam suatu organisasi yang saling berinteraksi dengan struktur sistem
formalnya untuk menghasilkan norma-norma perilaku organisasi.
Sedangkan, menurut Luthan budaya organisasi Merupakan
norma-norma dan nilai-nilai yang mengarahkan perilaku anggota organisasi. Dan
jika menurut Robbins, budaya organisasi dilihat sebagai Sebagai nilai-nilai
dominan yang disebarluaskan dalam organisasi yang dijadikan filosofi kerja
karyawan yang menjadi panduan bagi kebijakan organisasi dalam mengelola
karyawan dan konsumen .
Di Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta mereka
mempunyai budaya yang membedakannya dengan organisasi lain serta instansi lain.
Perbedaan itu adalah Dinas Kepariwisataan Daerah Istimimewa Yogyakarta hanya
menangani masalah yang berkaitan dengan Kepariwisataan. Tak hanya itu mereka
berupaya sekuat tenaga sehingga pariwisata yang ada di Daerah Istimewa
Yogyakarta menjadi destinasi ke dua setelah Bali. Dan ini merupakan tanggung
jawab Dinas Kepariwisataan untuk dapat melestarikan paling tidak mempertahankan
dengan upaya-upaya yang dituangkan dalam program kerja.
Logo dari Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta
juga menjadi cirri khas atau identitas yang membedakan Dinas Kepariwisataan DIY
dengan instansi atau organisasi yang lain.
3. Komunikasi
Verbal dan Non Verbal di Dinas Kepariwisataan Yogyakarta beserta Media yang
digunakan.
Komunikasi
verbal adalah komunikasi yang menggunakan symbol-simbol atau kata-kata, baik
yang dinyatakan secara lisan maupun tulisan. Kata-kata memungkinkan manusia
menyatakan perasaan keadaan serta pikirannya kepada orang lain. Kemampuan
menggunakan komunikasi verbal sangatlah penting dalam sebuah organisasi
terutama bagi manager dan administraror. Karena dengan adanya komunikasi verbal
memungkinan pengidentifikasian tujuan, pengembangan strategi dan tingkah laku
untuk mencapai tujuan.
Komunikasi
verbal yang ada di Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta biasanya
berupa komunikasi antar pimpinan dengan bawahan, pimpinan dengan pimpinan
lainnya, dan antara sesama pegawai dan staff.
Komunikasi
antara pimpinan kepada bawahan biasa dilakukan karena ada suatu kebijakan baru
yang mengharuskan atasan menyampaikan kebijakan itu kepada bawahannya. Misalnya
kebijakan adanya system baru untuk menangani program tertentu, disitu Kepala
Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta menyampaikan kebijakan itu kepada
kepala bagian pengembangan, kepala destinasi dan kepala kapasitas. Sedangkan
kepala kapasitas, kepala pengembangan dan kepala destinasi juga akan
menyamapaikan kebijakan itu ke pegawai yang ada di bawahnya dan begitu
seterusnya hingga sampai kepada tingkat pegawai yang terendah.
Di dalam
komunikasi organisasi pesan yang disampaikan juga dapat diklafikasikan.
Klasifikasi pesan yang ada antara lain.
1. Variabel
jaringan pesan
2. Variabel
hubungan
3. Variabel tujuan
dari pesan
4. Variabel
penerima
5. Variabel bahasa
6. Variabel metode
difusi
Variable jaringan pesan diklasifikasikan lagi
menjadi komunikasi formal dan informal. Sedangkan komunikasi formal dibagi lagi
menjadi Komunikasi ke bawah (downward communication), Komunikasi ke atas
(upward communication), dan komunikasi horizontal. Contoh komunikasi ke bawah
yang ada di Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta adalah ketika
kepala Dinas Kepariwisataan Yogyakarta memberikan kebijakan baru.
Sedangkan komunikasi ke atas biasanya digunakan ketika ada pegawai
mempunyai inovasi-inovasi dalam menjalankan sebuah program kerja dan
komunikasinya dilukiskan bagan dibawah ini :
Staff à kelembagaan à pengembangan kapasitas à secretariat à kepala pimpinan
Komunikasi horizontal adalah pertukaran pesan di antara orang-orang yang
mempunyai tingkat otoritas yang sama dalam organisasi. Di dalam Dinas
Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta biasanya ini dilakukan pegawai-pegawai
yang memiliki satu tingkatan yang sama yang mana mereka berdiskusi dan mencari
solusi akan masalah mereka dalam melaksanakan satu program tertentu. Tak hanya itu untuk lebih menjalin rasa
persaudaraan yang tinggi biasanya diadakan briefing secara periodic satu bulan
sekali untuk seluruh karyawan Dinas Kepariwisataan DIY bersama dengan Kepala
Dinas Pariwisata, Kepala Bidang dan Kepala seksi.
Variable
hubungan dibedakan menjadi 3 yaitu;
v Komunikasi
Dyadic atau komunikasi di antara dua orang
v Komunikasi
Kelompok
v Komunikasi
Publik
Komunikasi dyadic atau komunikasi yang dilakukan oleh dua orang terjadi
juga di Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta ketika ada pegawai yang
mempunyai inovasi dalam programnya yang menyampaikan inovasi tersbut ke
atasannya. Kita ambil contoh pegawai dari bagian pengembangan destinasi yang
mempunyai inovasi dalam program pempublikasikan destinasi baru ke khalayak umum
melalui airshow. Kemudian ia menemui atasannya dan menceritakan
inovasi-inovasinya tersebut. Dalam hal ini telah terjadi komunikasi dyadic
yaitu antara pegawai dengan atasn
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang terjadi antara satu kelompok
dengan kelompok lainnya. Dalam hal ini
terjadi ketika sub bagian tertentu meminta tolong bagian lainnya untuk memperlancar
programnya.
Komunikasi public adalah komunikasi yang dilakukan seseorang, organisasi
ataupun kelompok didepan public atau khalayak umum. Komunikasi public sering
dilakukan oleh Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta ketika mereka
akan memperkenalkan atau mempromosikan destinasi baru. Seperti ketika mereka
akan melakukan air show di pantai depok kemarin. Sebelum mereka mengadakan ini mereka
terlebih dahulu mengadakan convrensi pers kepada masyarakat untuk
memberitahukan bahwa Dinas Kepariwisataan akan mengadakan air show di pantai
Depok.
Jika dilihat dari sisi Variabel penerima pesan komunikasi internal dan
komunikasi eksternal. Yang mana komunikasi internal adalah komunikasi
yang dikirimkan kepada orang dalam suatu organisasi . Sedangkan komunikasi
eksternal adalah komunikasi yang dikirimkan kepada orang yang berada di luar
organisasi .
Sebagai contoh komunikasi internal adalah,
ketika ada suatu kebijakan yang mana mengharuskan kepala pimpinan Dinas
Kepariwisataan menyampaikannya kepada bawahannya. Sedangkan contoh dari
komunikasi eksternal adalah ketika sub bagian umum memberitahukan kami
bahwasanya surat yang di ajukan oleh mahasiswa untuk melakukan riset di Dinas Kepariwisataan
telah disetujui dan diperbolehkan untuk melakukan riset.
Jika dilihat dari struktur yang ada di Dinas
Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta bisa dikategorikan di dalam struktur
bentuk Y, karena pemimimpinnya jelas dan ada pemimpin lain yang menjadi
pemimpin yang kedua yang memimpin pegawai-pegawai yang lain.
Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan gerakan tubuh, sikap
tubuh, vocal yang bukan kata-kata, kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak,
dan sentuhan.
Komunikasi nonverbal di dalam Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa
Yogyakarta antara lain digunakan para pegawai sebagai peneguhan terhadap apa
yang mereka bicarakan. Misalnya mereka mengatakan ya sambil menganggukan
kepala, berkata tidak sambil menggelengkan kepala dan sebagainya.
Dalam kegiatan komunikasi yang dilakukannya biasanya mereka menggunakan
media telepon, handpone, baliho, pamphlet dan internet. Media telepeon dan
handpone mereka gunakan untuk berkomunikasi dengan sesama karyawan atau atasan
jika tidak memungkinkan mereka bertemu langsung untuk membicarakan tentang
suatu masalah.
Sedangkan media pamphlet dan baliho biasanya digunakan ketika mereka akan
mempromosikan atau memberitahukan masyarakat jika mereka akan mengadakan even
atau acara-acara yang menunjang program kerja mereka.
Internet mereka gunakan sebagai salah satu sarana yang mendekatkan mereka
dengan masyarakat terutama masyarakat yang berkepentingan untuk suatu hal.
Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta juga memanfaatkan internet
sebagai sarana mempromosikan destinsi-destinasi yang ada di kawasan Yogyakarta.
Website Dinas Kepariwisataan Yogyakarta dapat di akses di http://www.visitingjogja.com
PENUTUP
Kesimpulan
Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa
Yogyakarta memiliki iklim organisasi yang sudah baik dan budaya organisasi yang
menunjang mereka untuk menggapai semua visi misi yang telah ditetapkan.
Keberhasilan mereka dalam
menyelesaikan semua program kerja tidak luput dari kerja sama yang baik dan
rasa tanggung jawab dari semua pegawai. Komunikasi yang baik antara pimpinan
dan bawahan merupakan hal yang penting bagi terlaksananya semua program kerja
dengan baik, tepat sasaran dan tepat waktu.