0

Cultural Imperialism Theory

Posted by Unknown on 01.45 in
Teori ini pertama kali di kemukakan oleh Herb Schiller pada tahun 1973. Tulisan pertama yang dibuatnya adalah Communication and Cultural Domination. Imperialism ini mengasumsikan bahwa Negara barat mendominasi media diseluruh dunia. Tepatnya media barat mendominasi media massa yang ada di dunia ketiga. Alasannya cukup jelas yaitu media barat mempunyai efek yang kuat dan luar biasa dalam mempengaruhi media dunia ketiga, sehingga mereka ingin meniru budaya yang muncul lewat media tersebut. Dan ketika terjadi peniruan oleh dunia berkembang dari dunia maju, maka disitulah terjadi proses penghancuran budaya asli di Negara ketiga.
Proses penghancuran itu bisa lewat jalan asimilasi, akulturasi dan difusi. Asimilasi adalah penghilangan budaya asli Negara. Akulturasi sendiri mempunyai arti kedudukann budaya asli dan budaya asing adalah sama, kedua budaya itu saling berkedudukan secara berdampingan. Ketiga adalah difusi, difusi adalah percampuran antara budaya asli dengan budaya asing yang menghasilkan satu kebudayaan baru.
Budaya barat hampir mendominasi semua media yang ada di dunia. budaya barat memproduksi hampir sajian yang ada dalam media massa, seperti film, berita, komik foto dan sebagainya. Mereka dapat menguasai seluruh yang ada di media massa karena pertama mereka memiliki uang. Dengan uang yang dimiliknya mereka berbuat apa saja untuk memproduksi semua sajian yang ada dimedia massa dengan berbagai  ragam sajian yang dibutuhkan media massa. Bahkan media massa yang ada di dunia barat kini telah dijalankan oleh kapitalis yang mengakibatkan media massa berubah menjadi lahan idustri yang hanya memperhitungkan laba.
Kedua, dunia barat memiliki tekhnologi yang canggi dan modern. Dengan tekhnologiyang serba canggih tersebut mereka bisa memproduksi berbagai macam sajian yang ada di media massa dengan produksi yang lebih baik, menyakinkan dan seolah-olah nyata. Kita ambil contoh film spiderman yang mana dalam film itu ditunjukkan begitu nyatanya aksi-aksi yang dilakukan oleh spiderman. Aksinya yang berlenggak lenggok di atas gedung meloncat kesana kesini dengan jarring laba-labanya memperlihatkan itu seperti sesuatu yang benar-benar nyata dalam kehidupan ini. Padahal itu semua hanya sesuatu hal yang semu belaka.
Teori ini pertama kali di kemukakan oleh Herb Schiller pada tahun 1973. Tulisan pertama yang dibuatnya adalah Communication and Cultural Domination. Imperialism ini mengasumsikan bahwa Negara barat mendominasi media diseluruh dunia. Tepatnya media barat mendominasi media massa yang ada di dunia ketiga. Alasannya cukup jelas yaitu media barat mempunyai efek yang kuat dan luar biasa dalam mempengaruhi media dunia ketiga, sehingga mereka ingin meniru budaya yang muncul lewat media tersebut. Dan ketika terjadi peniruan oleh dunia berkembang dari dunia maju, maka disitulah terjadi proses penghancuran budaya asli di Negara ketiga.
Proses penghancuran itu bisa lewat jalan asimilasi, akulturasi dan difusi. Asimilasi adalah penghilangan budaya asli Negara. Akulturasi sendiri mempunyai arti kedudukann budaya asli dan budaya asing adalah sama, kedua budaya itu saling berkedudukan secara berdampingan. Ketiga adalah difusi, difusi adalah percampuran antara budaya asli dengan budaya asing yang menghasilkan satu kebudayaan baru.
Budaya barat hampir mendominasi semua media yang ada di dunia. budaya barat memproduksi hampir sajian yang ada dalam media massa, seperti film, berita, komik foto dan sebagainya. Mereka dapat menguasai seluruh yang ada di media massa karena pertama mereka memiliki uang. Dengan uang yang dimiliknya mereka berbuat apa saja untuk memproduksi semua sajian yang ada dimedia massa dengan berbagai  ragam sajian yang dibutuhkan media massa. Bahkan media massa yang ada di dunia barat kini telah dijalankan oleh kapitalis yang mengakibatkan media massa berubah menjadi lahan idustri yang hanya memperhitungkan laba.
Kedua, dunia barat memiliki tekhnologi yang canggi dan modern. Dengan tekhnologiyang serba canggih tersebut mereka bisa memproduksi berbagai macam sajian yang ada di media massa dengan produksi yang lebih baik, menyakinkan dan seolah-olah nyata. Kita ambil contoh film spiderman yang mana dalam film itu ditunjukkan begitu nyatanya aksi-aksi yang dilakukan oleh spiderman. Aksinya yang berlenggak lenggok di atas gedung meloncat kesana kesini dengan jarring laba-labanya memperlihatkan itu seperti sesuatu yang benar-benar nyata dalam kehidupan ini. Padahal itu semua hanya sesuatu hal yang semu belaka.
Negeri dunia ketiga tertarik untuk membeli produk yang dibuat oleh dunia barat. Dunia ketiga menganggap bahwasanya jika mereka membuat sendiri mereka akan mengeluarkan biaya yang lebih besar dibandingkan mereka membelinya dari dunia barat. Dan dampaknya adalah orang-orang yang berada di dunia ketiga yang melihat media massa yang ada di negaranya akan menikmati sajian-sajian yang ditampilkan oleh media negaranya. Dan secara tidak sadar mereka melihat gaya hidup dunia barat dan akhirnya meniru serta mengadopsi budaya-budaya yang disajikan oleh mediatrsebut.
Salah satu hal yang mendasari munculnya teori ini adalah manusia pada dasarnya tidak mempunya kebebasan utuk menentuka bagaimana mereka bepikir, apa yang dirasakan dan bagaimana mereka hidup. Umumnya mereka cenderung mereaksi apa saja yang dilihatnya ditelvisi. Akibatnya mereka cenderung meniru apa yang disajikan di televisi yang menyajikan hal baru yang berbeda dengan apa yang merka lakukan.
Teori ini juga berasumsi bahwa sepanjang Negara ketiga terus menerus menyiarkan atau mengisi media massaya dari dunia barat, maka orang-orang dunia ketiga akan selalu percaya apa yang seharusnya mereka kerjakan pikirkan dan rasakan. Perilaku-perilaku terebut sama halnya apa yang dilakukan oleh orang-orang barat.
Seperti halnya dengan hal yang kini dilakukan Amerika serikat yang selalu meberitakan teentang semua kebaikannya dan menutupi rapat-rapat semua eburukannya. Amerika selalu membritakan bahwasanya Negara-negara musuhnya adalah Negara yang kejam, Negara musuhnya itu seperti Iran dan Korea Utara yang selalu dikatakan sebagai poros setan. Negara-negara lain yang melihat pemberitaan ini mungkin saja akan terpengaruh dengan pemberitaan-pemberitaan tersebut.
Teori imperialism ini pun tak lepas dari kritikan. Teori ini terlalu memandang sebelah mata kekuatan audience di dalam menerima terpaan media massa dan menginterprestasikan pesan-pesannya. Ini artinya bahwa teori imperialism menganggap bahwa budaya yang lebih maju akan selau membawa pengaruh peniruan pada orang-orang yang berbeda budaya. Namun, yang pasti adalah terpaan yang terus menerus oleh budaya yang berbeda akan mebawa pengaruh perubahan, meskipun sedikit.
Negeri dunia ketiga tertarik untuk membeli produk yang dibuat oleh dunia barat. Dunia ketiga menganggap bahwasanya jika mereka membuat sendiri mereka akan mengeluarkan biaya yang lebih besar dibandingkan mereka membelinya dari dunia barat. Dan dampaknya adalah orang-orang yang berada di dunia ketiga yang melihat media massa yang ada di negaranya akan menikmati sajian-sajian yang ditampilkan oleh media negaranya. Dan secara tidak sadar mereka melihat gaya hidup dunia barat dan akhirnya meniru serta mengadopsi budaya-budaya yang disajikan oleh mediatrsebut.
Salah satu hal yang mendasari munculnya teori ini adalah manusia pada dasarnya tidak mempunya kebebasan utuk menentuka bagaimana mereka bepikir, apa yang dirasakan dan bagaimana mereka hidup. Umumnya mereka cenderung mereaksi apa saja yang dilihatnya ditelvisi. Akibatnya mereka cenderung meniru apa yang disajikan di televisi yang menyajikan hal baru yang berbeda dengan apa yang merka lakukan.
Teori ini juga berasumsi bahwa sepanjang Negara ketiga terus menerus menyiarkan atau mengisi media massaya dari dunia barat, maka orang-orang dunia ketiga akan selalu percaya apa yang seharusnya mereka kerjakan pikirkan dan rasakan. Perilaku-perilaku terebut sama halnya apa yang dilakukan oleh orang-orang barat.
Seperti halnya dengan hal yang kini dilakukan Amerika serikat yang selalu meberitakan teentang semua kebaikannya dan menutupi rapat-rapat semua eburukannya. Amerika selalu membritakan bahwasanya Negara-negara musuhnya adalah Negara yang kejam, Negara musuhnya itu seperti Iran dan Korea Utara yang selalu dikatakan sebagai poros setan. Negara-negara lain yang melihat pemberitaan ini mungkin saja akan terpengaruh dengan pemberitaan-pemberitaan tersebut.
Teori imperialism ini pun tak lepas dari kritikan. Teori ini terlalu memandang sebelah mata kekuatan audience di dalam menerima terpaan media massa dan menginterprestasikan pesan-pesannya. Ini artinya bahwa teori imperialism menganggap bahwa budaya yang lebih maju akan selau membawa pengaruh peniruan pada orang-orang yang berbeda budaya. Namun, yang pasti adalah terpaan yang terus menerus oleh budaya yang berbeda akan mebawa pengaruh perubahan, meskipun sedikit.

0

LAPORAN OBSERVASI KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS KEPARIWISATAAN DIY

Posted by Unknown on 01.13 in

 
LAPORAN OBSERVASI
KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS KEPARIWISATAAN DIY


                        


                                                                                                            





Disusun oleh :
Frenda Yentin Madiana          (13730105)
Eni Sukmawati Indah             (13730082)
Anang Setiawan                      (13730106)
Arif Wicaksono                       (13730108)

ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UIN SUNAN KALI JAGA YOGYAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya zaman dan semakin canggihnya tekhnologi semakin banyaknya pula organisasi yang berkembang di Negara ini. Baik itu organisasi swasta maupu organisasi negeri.  
Indonesia merupakan Negara kepulauan yang mempunyai sejuta keindahan dan pesona yang memikat mata setiap insane yang memandangnya. Wisatawan nasional maupun internasional berbondong-bondong datang ke Indonesia untuk memanjakan matanya dengan pesona alam Indonesia. Tak hanya itu Indonesia juga kaya dengan berbagai kebudayaan dan juga kerajinan.
Kemajuan yang tinggi serta tingkat kesejahteraan yang semakin mendekati titik sejahtera telah menjadikan pariwisata sebagai bagian dari kebutuhan pokok manusia. Yang mendorong manusia untuk menjelajah dan mengenal alam dan budaya belahan dan kawasan-kawasan Negara lainnya.
Seiring dengan bergesernya pariwisata menjadi kebutuhan pokok manusia membuat kedudukan sector pariwisata menjadi salah satu pilar dalam pembangunan nasional yang membantu dalam peningkatan devisa Negara, penyerapan tenaga kerja serta dalam hal mengembangkan wilayah yang ada di Indonesia. Semakin berkembangnya pariwisata yang ada di Indonesia maka sangatlah diperlukan sebuah organisasi yang mengatur dan menangani masalah yang berkaitan dengan kepariwisataan. Organisasi itu adalah Dinas Kepariwisataan yang berada ditiap daerah di Indonesia.
Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu kota yang mempunyai bermacam-macam tempat wisata dan pesona alam. Wisata yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta mulai dari wisata kuliner, wisata alam sampai wisata budaya. Semua tersuguhkan secara lengkap di Daerah Istimewa Yogyakarta yang tak boleh melupakan sosok di belakangnya yang membuat pariwisata yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi kota pariwisata yang dikagumi masyarakat. Dinas Kepariwisataan Yogyakarta adalah seorang yang berada dibelakang kesuksesan pariwisata Yogyakarta,  sebuah instansi yang berada di bawah naungan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.



B.      Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Iklim dan Budaya Organisasi yang berkembang di Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta?
2.      Bagaimana komunikasi verbal dan non verbal yang berlaku disana serta media komunikasi apa yang digunakan ?
C.      Tujuan
1.      Mengetahui Iklim organisasi beserta budaya organisasi yang berkembang di Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta.
2.      Mengetahui komunikasi verbal dan nonverbal yang berlaku di Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta dan media apa yang digunakan.



PEMBAHASAN
1.      Profil Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta
Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu dari Kantor Dinas yang ada di Yogyakarta yang termasuk dalam Satuan Kerja Perangkat Daerah. Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta mengemban semua tugas yang berkaitan dengan masalah pariwisata yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dinas Kepariwisataan kini di kepalai oleh Kepala Dinas Pariwista yang diampu oleh PLT karena kepala dinas telah pensiun. Di sebut PLT karen belum difinitif. Kepala Dinas Kepariwisataan yang sekarang ini sekaligus menjadi asisten ekonomi pembangunan di Pemerintah Daerah Yogyakarta yang berada di Kepatihan. Kepala Dinas yang sekarang bernama Ir. Didik Purwadi, M.EC.
Adapun visinya adalah terwujudnya Yogyakarta sebagai Destinasi Pariwisata berbasis budaya terkemuka di Asia Tenggara, berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan, mampu mendorong pembangunan Daerah untuk kesejahteraan masyarakat.
Selanjutnya, Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta juga mempunyai misi, misinya yaitu :
1.      Mewujudkan Kepariwisataan berbasis budaya yang kreatif dan inovatif.
2.      Mengembangkan Daya Tarik Wisata berbasis budaya.
3.      Meningkatkan daya saing Pariwisata pada tingkat nasional maupun global sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
4.      Mengembangkan tujuan Wisata yang aman, nyaman, menarik, mudah dicapai, dan berwawasan lingkungan sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
5.      Mengembangkan pemasaran Pariwisata yang sinergis, unggul, dan bertanggung jawab untuk meningkatkan kunjungan wisatawan baik nusantara maupun mancanegara.
6.      Mengembangkan industry pariwisata yang berdaya saing, kredibel, mampu menggerakkan kemitraan usaha, dan bertanggung jawab atas kelestarian dan keseimbangan lingkungan alam dan social budaya.
7.      Mengembangkan organisasi kelembagaan Pemerintah Daerah , Pemerintah Kabupaten/Kota, swasta, dan masyarakat.
8.      Mengembangkan sumber daya manusia, regulasi, dan mekanisme operasional yang efektif dan efisien dalam rangka mendorong terwujudnya Kepariwisataan yang berkelanjutan.
9.      Mewujudkan masyarakat sadar wisata untuk mendukung tercapainya Sapta Pesona.

Sedangkan Tujuan yang ingin dicapai oleh Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebagai berikut :
1.      Mewujudkan pariwisata bebasis budaya yang kreatif dan inovatif sebagai sector unggulan dan prioritas pembangunan daerah.
2.      Meningkatkan kualitas dan kuantitas daya tarik wisata yang mampu mendorong peningkatan jumlah kunjungan.
3.      Meningkatkan produk domestic bruto, devisa daerah, produk domestic regional bruto, pendapatan asli daerah, dan pendapatan masyarakat, dengan tetap memelihara kelestarian lingkungan.
4.      Mewujudkan media pemasaran yang efektif dan efesien untuk meningkatkan citra kawasan pariwisata  daerah dan apresiasi terhadapnya sehingga mampu menarik kunjungan dan kunjungan ulang wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara.
5.      Mewujudkan industry pariwisata yang mampu menggerakkan  perekonomian daerah melalui peningkatan investasi di bidang pariwisata, kerjasama antarusaha pariwisata, memperluas lapangan kerja, dan melaksanakan upaya-upaya untuk mendukung pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.
6.      Mengembangkan lembaga kepariwisataan dan system tata kelola yang mampu menyinergikan pembangunan industry Pariwisata, kawasan pariwisata, dan pemasaran pariwisata secara professional, efektif dan efesien.
Sasaran Pembangunan dari program-program yang akan dilaksanakannya antara lain adalah :
1.      Terciptanya berbagai inovasi jenis daya tarik wisata.
2.      Tersedianya fasilitas pendukung kepariwisataan yang handal.
3.      Meningkatnya kualitas paket wisata variatif, yang dikelola secara sinergis dan terintegrasi antara pemerintah daerah dan atau oleh pelaku wisata.
4.      Meningkatnya kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara.
5.      Meningkatnya kesejahteraan masyarakat daerah.
6.      Terwujudnya pariwisata berbasis budaya yang kreatif dan inovatif sebagai sector unggulan dan prioritas pembangunan daerah
7.      Meningkatnya kualitas dan kuantitas daya tarik wisata yang aman dan nyaman yang mampu mendorong peningkatan jumlah kunjungan wisatawan.
8.      Terwujudnya pariwisata sebagi sector unggulan dan pariwisata yang handal dan prioritas pembangunan daerah.
9.      Terciptanya sumber daya manusia pariwisata yang handal dan professional.
10.  Terwujudnya masyarakat sadar wisata dan mendukung tercapainya sapta wisata.
11.  Terwujudnya industry pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian daerah melalui peningkatan investasi di bidang pariwisata, kerjasama antarusaha pariwisata, perluasan lapangan kerja, dan upaya-upaya untu pendukung pelestarian lingkungan dan perbedayaan masyarakat.
12.  Terwujudnya lembaga kepariwisataan dan system tata kelola yang mampu menyinergikan pembangunan industry pariwisata, kawasan pariwisata, dan pemasaran pariwisata secara professional, efektif, dan efisien.

Sedagkan arah pembangunan Kepariwisataan Daerah meliputi :
1.      Prinsip pembangunan Kepariwisataan yang berkelanjutan
2.      Orientasi pada upaya-upaya pertumbuhan, peningkatan kesempatan kerja, pengurangan kemiskinan, serta pelestarian lingkungan.
3.      Dilaksanakan dengan tata kelola yang baik
4.      Dilaksanakan secara terpadu secara lintas sector, lintas daerah, dan lintas pelaku.
5.      Dilaksanakan dengan mendorong kemitraan sector public dan privat.


2.      Iklim dan Budaya Organisasi yang berlaku di Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta
Banyak definisi tentang iklim organisasi yang di kemukakan oleh para ahli namun diantara mereka sampai kini belum menemukan kesepakatan tentang definisi dari iklim oraganisasi itu sendiri. Tagiuri (1968) mengatakan iklim organisasi adalah kualitas yang relative abadi dari lingkungan internal organisasi yang dialami oleh anggota-anggotanya, mempengaruhi tingkah laku mereka serta dapat diuraikan dalam istilah nilai-nilai suatu set karakteristik tertentu dari lingkungan.
Payne dan Pugh (1976) mendefinisikan iklim organisasi sebagai suatu konsep yang mereflesikan isi dan kekuatan dari nilai-nilai umum, norma, sikap, tingkah laku dan perasaan anggota terhadap suatu system social. Sedangkan Litwin dan Stringers (1968) memberikan dimensi ikllim organisasi sebagai berikut :
1.      Rasa tanggung jawab.
2.      Standar atau harapan tentang kualitas pekerjaan.
3.      Ganjaran atau reward.
4.      Rasa persaudaraan.
5.      Semangat tim.
Jika dilihat dari Rrasa tanggung jawab yang dimiliki oleh para pegawai dan pimpinan pegawai yang ada di Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta mereka sudah cukup memiliki rasa tanggung jawab dan bisa dibilang rasa tanggung jawab mereka terhadap tugas dan beban kerja mereka untuk melaksanakan semua program yang telah dibuat cukuplah tinggi. Meningangat program kerja yang harus dikerjakan tahun ini sudah direncanakan tahun sebelumnya dan sudah disepakati bersama. Program kerja yang diambil untuk tahun ini juga diperhitungkan masak-masak oleh semua kepala bagian yang ada apakah mereka sanggup atau tidak karena jika ada satu program saja yang tidak dikerjakan maka program tersebut akan hangus dan tidak dapat dikerjakan lagi tahun-tahun berikutnya.
Rasa tanggung jawab yang tinggi akan pekerjaan yang dimiliki para pegawai ini terlihat dari capaian Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta yang meraih juara dua setelah mengalahkan 31 instansi yang berada dalam Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atas capaian kinerja satu tahun yang berhasil menyelesaikan semua program kerja dengan tepat sasaran dan tepat waktu, sehingga mendapatkan predikat sebagai Wajah Tanpa Pengecualian (WTP) dari Gubernur Daerah Istiewa Yogyakarta. Hal ini membuktikan bahwa para pegawai yang ada di Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta benar-benar memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi akan pekerjaan yang dibebankan kepada mereka.
Dalam melaksanakan berbagi kebijakan dan program para pegawai dan staff yang ada di Dinas Kepariwisataan Yogyakarta diberikan pondasi dan dasar yang termuat dalam satu rangkuman peraturan dan dasar-dasar yang menjadi acuan untuk pelaksanaan program agar program yang dikerjakan tidak melenceng. Buku acuan yang dimaksud disebut dengan RIPPARDA Provinsi. RIPPARDA Provinsi ini adalah Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta yang didalamnya berisi rencana yang jelas bagi pengembangan kawasan-kawasan wisata baik yang sudah layak disebut unggulan maupun yang potensial diseluh Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan adanya RIPPARDA ini maka apa yang akan dicapai dan menjadi sasaran dari Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta sudah jelas dan tentunya akan membuat pegawai dan staff-staff yang ada di Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta tidak kebingungan dalam mengambil arah kebijakan untuk mengembangkan wisata daerah yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dan apabila ada kebijakan baru maka Kepala dinas kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta memberitahukan kepada sekretaris kemudian ke bagian pengembangan kapasitas, pengembangan destinasi, pengembangan pemasaran. Dan setelah itu bagian-bagian pengembangan ini akan menyampaikannya kepada pegawai-pegawai yang ada dibawahnya sesuai dengan struktur yang ada di dalam instansi ini dan ahirnya sampai kepada staff atau pegawai yang paling rendah jabatannya.
RIPPARDA sendiri berisi pedoman dan dasar-dasar yang harus dilakukan dalam mengambil sebuah kebijakan dari tahun 2012 sampai 2025 yang berarti RIPPARDA ini juga bisa diartiakan sebagai rencana jangka panjang yang memuat garis besar tujuan khusus dan objektif.
Di dalam Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta juga diterapkan ganjaran atau reward dan punishment untuk lebih memotivasi pegawai agar giat dalam bekerja. Ganjara yang diberikan kepada pegawai dan staff Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta apabia mereka datang dan absent tepat waktu dan tidak terlambat adalah Tunjangan Penghargaan Pengabdian yang diberikan setiap tri wulan, namun apabila mereka sering terlambat maka mereka akan mendapatkan surat peringatan dan punishmen yang paling parah adalah penurunan pangkat.
Di dalam Dinas Kepariwisataan Yogyakarta terdapat bagian-bagian yang bekerja sesuai dengan keahliannya. Bagian-bagian itu adalah :
1.      Bagian Pengembangan Kapasitas
Bagian ini mempunyai program tentang Kelembagaan Kepariwisataan serta SDM kepariwisataan.
Yang kemudian masih dibagi lagi menjadi bagian Kelembagaan dan bagian Sumber Daya Manusia.
Bagian kelembagaan bertugas untuk mengembangkan organisasi kepariwisataan seperti restruktuarisasi dan reposisi organisasi kepariwisataan daerah, optimalisasi koordinasi antar dinas dan kabupaten/Kota, optimalisasi organisasi Kepariwisataan swasta dan masyarakat di Daerah dan optimalisasi kemitraan usaha Pariwisata antara Pemerintah Daerah, swasta dan massyarakat.
Sedangkan bagian Sumber Daya Manusia bertugas untuk mengembangkan dan membangun Sumber Daya Manusia pariwisata. Misalnya dengan penguatan institusi pendidikan Pariwisata.
2.      Bagian Destinasi
Bagian ini mempunyai program kerja Obyek Daya Tarik Wisata (ODTW), standarisasi Hotel, Restoran, Home Stay dan sarana prasarana kepariwisataan.
Dalam bagian destinasi ini dibedakan lagi menjadi tiga bagian yaitu bagian standarisasi, bagian ODTW (Obyek Daya Tarik Wisata) dan bagian sarana prasarana.
3.      Bagian Pemasaran
Bagian promosi, bagian informasi dan bagian analysa.
4.      Bagian Sekretariat
Bagian ini bertugas untuk merencanakan Program yang ada di Dinas Kepariwisataan DIY, mengelola keuangan, mengelola kepegawaian dan administrasi.
Bagian ini dibagi menjadi :
a)      Program
b)      Sub Umum
c)      Sub Program
d)      Keuangan
Dari pembagian bidang-bidang ini terlihat bahwa organisasi telah membuat klasifikasi-klasifikasi bidang-bidang tertentu untuk pegawainya sesuai dengan keahlian masing-masing. Hal ini dimaksudkan agar program yang dikerjakan dapat diselesaikan dengan tepat sasaran dan memuaskan.
Hubungan yang terjalin antara pemimipin dengan pegawai dan staff bawahan juga baik. Hal ini diperlihatkan dari sikap loyal yang ditunjukan oleh pemimpin kepada bawahannya. Dalam hal ini kepala bagian pengembangan kapasitas mengaku sikap loyal kepada bawahan sangatlah perlu dilakukan agar bawahan merasa nyaman ketika bekerja sama dengan atasan sehingga program yang dikejakan cepat selesai dan dengan hasil yang memuaskan. Kepala bagian kapasitas juga merasa bahwa dirinya tidak hanya sekedar sebagai pimpinan tetapi juga harus bisa menyejahterakan bawahan yang ada di bawahya.
Budaya Organisasi diartikan Sarplin sebagai suatu sistem nilai, kepercayaan dan kebiasaan dalam suatu organisasi yang saling berinteraksi dengan struktur sistem formalnya untuk menghasilkan norma-norma perilaku organisasi.
Sedangkan, menurut Luthan budaya organisasi Merupakan norma-norma dan nilai-nilai yang mengarahkan perilaku anggota organisasi. Dan jika menurut Robbins, budaya organisasi dilihat sebagai Sebagai nilai-nilai dominan yang disebarluaskan dalam organisasi yang dijadikan filosofi kerja karyawan yang menjadi panduan bagi kebijakan organisasi dalam mengelola karyawan dan konsumen .
Di Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta mereka mempunyai budaya yang membedakannya dengan organisasi lain serta instansi lain. Perbedaan itu adalah Dinas Kepariwisataan Daerah Istimimewa Yogyakarta hanya menangani masalah yang berkaitan dengan Kepariwisataan. Tak hanya itu mereka berupaya sekuat tenaga sehingga pariwisata yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi destinasi ke dua setelah Bali. Dan ini merupakan tanggung jawab Dinas Kepariwisataan untuk dapat melestarikan paling tidak mempertahankan dengan upaya-upaya yang dituangkan dalam program kerja.
Logo dari Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta juga menjadi cirri khas atau identitas yang membedakan Dinas Kepariwisataan DIY dengan instansi atau organisasi yang lain.
3.      Komunikasi Verbal dan Non Verbal di Dinas Kepariwisataan Yogyakarta beserta Media yang digunakan.
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan symbol-simbol atau kata-kata, baik yang dinyatakan secara lisan maupun tulisan. Kata-kata memungkinkan manusia menyatakan perasaan keadaan serta pikirannya kepada orang lain. Kemampuan menggunakan komunikasi verbal sangatlah penting dalam sebuah organisasi terutama bagi manager dan administraror. Karena dengan adanya komunikasi verbal memungkinan pengidentifikasian tujuan, pengembangan strategi dan tingkah laku untuk mencapai tujuan.
Komunikasi verbal yang ada di Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta biasanya berupa komunikasi antar pimpinan dengan bawahan, pimpinan dengan pimpinan lainnya, dan antara sesama pegawai dan staff.
Komunikasi antara pimpinan kepada bawahan biasa dilakukan karena ada suatu kebijakan baru yang mengharuskan atasan menyampaikan kebijakan itu kepada bawahannya. Misalnya kebijakan adanya system baru untuk menangani program tertentu, disitu Kepala Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta menyampaikan kebijakan itu kepada kepala bagian pengembangan, kepala destinasi dan kepala kapasitas. Sedangkan kepala kapasitas, kepala pengembangan dan kepala destinasi juga akan menyamapaikan kebijakan itu ke pegawai yang ada di bawahnya dan begitu seterusnya hingga sampai kepada tingkat pegawai yang terendah.
Di dalam komunikasi organisasi pesan yang disampaikan juga dapat diklafikasikan. Klasifikasi pesan yang ada antara lain.
1.      Variabel jaringan pesan
2.      Variabel hubungan
3.      Variabel tujuan dari pesan
4.      Variabel penerima
5.      Variabel bahasa
6.      Variabel metode difusi
Variable jaringan pesan diklasifikasikan lagi menjadi komunikasi formal dan informal. Sedangkan komunikasi formal dibagi lagi menjadi Komunikasi ke bawah (downward communication), Komunikasi ke atas (upward communication), dan komunikasi horizontal. Contoh komunikasi ke bawah yang ada di Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta adalah ketika kepala Dinas Kepariwisataan Yogyakarta memberikan kebijakan baru.
Sedangkan komunikasi ke atas biasanya digunakan ketika ada pegawai mempunyai inovasi-inovasi dalam menjalankan sebuah program kerja dan komunikasinya dilukiskan bagan dibawah ini :
Staff à kelembagaan à pengembangan kapasitas à secretariat à kepala pimpinan
Komunikasi horizontal adalah pertukaran pesan di antara orang-orang yang mempunyai tingkat otoritas yang sama dalam organisasi. Di dalam Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta biasanya ini dilakukan pegawai-pegawai yang memiliki satu tingkatan yang sama yang mana mereka berdiskusi dan mencari solusi akan masalah mereka dalam melaksanakan satu program tertentu.  Tak hanya itu untuk lebih menjalin rasa persaudaraan yang tinggi biasanya diadakan briefing secara periodic satu bulan sekali untuk seluruh karyawan Dinas Kepariwisataan DIY bersama dengan Kepala Dinas Pariwisata, Kepala Bidang dan Kepala seksi.
Variable hubungan dibedakan menjadi 3 yaitu;
v  Komunikasi Dyadic atau komunikasi di antara dua orang
v  Komunikasi Kelompok
v  Komunikasi Publik
Komunikasi dyadic atau komunikasi yang dilakukan oleh dua orang terjadi juga di Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta ketika ada pegawai yang mempunyai inovasi dalam programnya yang menyampaikan inovasi tersbut ke atasannya. Kita ambil contoh pegawai dari bagian pengembangan destinasi yang mempunyai inovasi dalam program pempublikasikan destinasi baru ke khalayak umum melalui airshow. Kemudian ia menemui atasannya dan menceritakan inovasi-inovasinya tersebut. Dalam hal ini telah terjadi komunikasi dyadic yaitu antara pegawai dengan atasn
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang terjadi antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Dalam  hal ini terjadi ketika sub bagian tertentu meminta tolong bagian lainnya untuk memperlancar programnya.
Komunikasi public adalah komunikasi yang dilakukan seseorang, organisasi ataupun kelompok didepan public atau khalayak umum. Komunikasi public sering dilakukan oleh Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta ketika mereka akan memperkenalkan atau mempromosikan destinasi baru. Seperti ketika mereka akan melakukan air show di pantai depok kemarin. Sebelum mereka mengadakan ini mereka terlebih dahulu mengadakan convrensi pers kepada masyarakat untuk memberitahukan bahwa Dinas Kepariwisataan akan mengadakan air show di pantai Depok.
Jika dilihat dari sisi Variabel penerima pesan komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Yang mana komunikasi internal adalah komunikasi yang dikirimkan kepada orang dalam suatu organisasi . Sedangkan komunikasi eksternal adalah komunikasi yang dikirimkan kepada orang yang berada di luar organisasi .
Sebagai contoh komunikasi internal adalah, ketika ada suatu kebijakan yang mana mengharuskan kepala pimpinan Dinas Kepariwisataan menyampaikannya kepada bawahannya. Sedangkan contoh dari komunikasi eksternal adalah ketika sub bagian umum memberitahukan kami bahwasanya surat yang di ajukan oleh mahasiswa  untuk melakukan riset di Dinas Kepariwisataan telah disetujui dan diperbolehkan untuk melakukan riset.
 Jika dilihat dari struktur yang ada di Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta bisa dikategorikan di dalam struktur bentuk Y, karena pemimimpinnya jelas dan ada pemimpin lain yang menjadi pemimpin yang kedua yang memimpin pegawai-pegawai yang lain.


Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang  menggunakan gerakan tubuh, sikap tubuh, vocal yang bukan kata-kata, kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak, dan sentuhan.
Komunikasi nonverbal di dalam Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta antara lain digunakan para pegawai sebagai peneguhan terhadap apa yang mereka bicarakan. Misalnya mereka mengatakan ya sambil menganggukan kepala, berkata tidak sambil menggelengkan kepala dan sebagainya.
Dalam kegiatan komunikasi yang dilakukannya biasanya mereka menggunakan media telepon, handpone, baliho, pamphlet dan internet. Media telepeon dan handpone mereka gunakan untuk berkomunikasi dengan sesama karyawan atau atasan jika tidak memungkinkan mereka bertemu langsung untuk membicarakan tentang suatu masalah.
Sedangkan media pamphlet dan baliho biasanya digunakan ketika mereka akan mempromosikan atau memberitahukan masyarakat jika mereka akan mengadakan even atau acara-acara yang menunjang program kerja mereka.
Internet mereka gunakan sebagai salah satu sarana yang mendekatkan mereka dengan masyarakat terutama masyarakat yang berkepentingan untuk suatu hal. Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta juga memanfaatkan internet sebagai sarana mempromosikan destinsi-destinasi yang ada di kawasan Yogyakarta. Website Dinas Kepariwisataan Yogyakarta dapat di akses di http://www.visitingjogja.com



PENUTUP
Kesimpulan
Dinas Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki iklim organisasi yang sudah baik dan budaya organisasi yang menunjang mereka untuk menggapai semua visi misi yang telah ditetapkan.
Keberhasilan mereka dalam menyelesaikan semua program kerja tidak luput dari kerja sama yang baik dan rasa tanggung jawab dari semua pegawai. Komunikasi yang baik antara pimpinan dan bawahan merupakan hal yang penting bagi terlaksananya semua program kerja dengan baik, tepat sasaran dan tepat waktu.




Copyright © 2009 Sebutir Embun All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.