0

Puasa Senin Kamis

Posted by Unknown on 19.38 in


Puasa senin kamis merupakan salah satu dari puasa sunnah yang dianjurkan dalam agama Islam. Puasa sunah sendiri merupakan puasa yang dianjurkan untuk dikerjakan.  Apabila dikerjakan mendapat pahala sedangkan jika ditinggalkan tidak berdosa. Meskipun berupa anjuran, namun puasa sunnah harus mengukuti aturan dari Allah dan Rasul-nya.
Puasa senin kamis adalah puasa yang dilaksanakan setiap hari senin dan kamis. Puasa ini lebih ringan dibandingkan dengan puasa ramadhan karena mengingat pelaksanaannya yang hanya dua hari dalam seminggu. Namun, puasa ini juga bisa dikatakan sebagai amalan yang berat dilaksanakan karena pada waktu melaksanakannya lingkungan sekitar tidak mendukung untuk berpuasa, banyak godaan dimana-mana.
Puasa pada hari Senin dan Kamis ini adalah puasa yang sangat dianjurkan. Masyarakat Islam diberbagai tempat pun sering melaksanakan ibadah sunnah satu ini. Rasulullah saw.bersabda,
            “Amal-amal kita dikemukakan kepada Allah pada tiap hari Senin dan Kamis. Karena itu, aku suka mengemukakan amal-amalku (pada hari Senin dan Kamis) sedangkan aku berpuasa.” (HR Ahmad dari Abu Hurairah)
            Dalam hadist lain dikatakan,
اَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى الّ‍لهُ عَلَيْهِ وَسَاَّمَ كَانَ اَكْثَرَ مَا يَصُومُ اْلاِثْنَيْنِ وَاْلخَمِيْسَ فَقِيْلَ لَهُ. فَقَالَ : اِنَّ اْلاَعْمَالَ تُعْرَضُ كُلَّ اثْنَيْنِ وَخَمِسِ فَيَغْفِرُ الّلهُ لِكُلَّ مُسْلِمٍ اَوْ لِكُلَّ مُؤْمِنٍ اِلاَ اْلمُتَهَاجِرَيْنِ فَيَقْ لُ : اَخَّرْهُمَا.
            “Bahwa Nabi saw lebih sering berpuasa pada hari Senin dan Kamis, lalu ditanyakan padanya apa sebabnya. Maka sabda beliau saw,’Sesungguhnya amalan-amalan itu dipersembahkan pada hari Senin dan Kamis. Maka Allah berkenan mengampuni setiap muslim kecuali dua orang yang bermusuhan.’ Maka firman Allah ‘Tangguhkanlah amal kedua mereka itu!” (HR Ahmad)
            Waktu, adab dan tata cara puasa ini tidak ada bedanya dengan puasa pada bulan Ramadhan. Secara khusus, puasa ini dinyatakan Rasulullah saw dalam hadist yang diriwayatkan Muslim dan Tirmidzi:
Abu Qatadah ra berkata, pernah Rasulullah saw ditanya tentang puasa di hari Senin. Jawabannya: “Hari itu saya dilahirkan dan hari itu saya diutus serta Qur’an diturunkan kepadaku,”(HR. Muslim).
            Hadist yang diriwayatkan oleh Muslim tersebut menegaskan bahwa hari senin adalah hari kelahiran Nabi Muhammad saw, dipilihnya ia sebagai Nabi Allah, dan hari diturunkannya al-Qur’an. Oleh karenanya, Nabi gemar berpuasa di hari Senin.
Dalam ilmu hadist, kebiasaan yang telah dilakukan Nabi saw merupakan sunnah untuk diikuti oleh umatya. Bagi umat Islam, mencintai Allah berarti juga harus juga mencintai nabi-Nya. Mencintai nabi-Nya berarti juga harus mencintai kebiasaannya. Hal ini ditegaskan dalam firmannya :
يأىها الذين ء ا منوأ من يرتد منكم عن دينه، فسوف يأتي الّله بقوم يحبهم ويحبونه،أذلة على المؤمنين أعزة على الكفرين تجهدون فى سبيل الّله يؤتيه من يشآء، والّله وسع عليم
 
“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.”(QS: Al-Maidah Ayat: 54)

Pada bagian lain Allah juga menjelaskan bahwa :

قل إن كنتم تحبون الّله فآتبعونى يحببكم آلّله ويغفر لكم ذنوبكم، وآلّله غفور رحيم

Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang,”(QS.Ali’Imran:31)

            Salah satu dari kebiasaan nabi adalah berpuasa pada hari kelahirannya, yakni setiap hari Senin. Inilah keistimewaan hari Senin. Hari Senin akan lebih agung nilainya dengan diturunkannya Al-Qur’an di dalamnya.  Karena Al-Qur’an merupakan hidayah serta petunjuk yang mampu membawa alam semesta beserta isinya sampai menjadi peradaban sekarang ini.
            Sunnah berpuasa dua hari (Senin dan Kamis) berdasarkan hadist dari Aisiyah :
كَانَ النَّى صَلَّى الَّله عَلَيْهِ وَسَلَّم يَتَحَرَّى صِيَامُ اْلاِسْنَيْنِ وَالْخَمِيْسِ.
(اخرجه  احمد والترمذى وغيرهما.)
Nabi saw.bersungguh-sungguh berpuasa pada Hari Senin dan Kamis.” (HR.Ahmad, At-Tirmizi, dan yang lainnya).






Referensi :
Ayub, Muhammad Hassan.1996.Puasa dan Itikaf. Jakarta.Bumi Aksara.
Faridl, Miftah.2007. Puasa Ibadah Kaya Makna. Jakarta.Gema Insani.
Suyadi.2007.Keajaiban Puasa Senin Kamis.Yogyakarta.Mitra Pustaka.

0

Relasi Pekerja Seks Komersial Dalam Masyarakat

Posted by Unknown on 19.50 in



Kata Pengantar
            Bismillahirrahmanirrahim.....
            Alhamdulillah...segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan kenikmatan dan kerahmatan kepada kita semua. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada kita Muhammad Saw, yang dengan seizin Allah SWT telah membawa kita kejalan yang lurus jalan yang terang benderang yaitu Agama Islam.
Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia nya kami dapat membuat laporan hasil observasi dan analisis sosial yang telah kami lakukan ini.
            Laporan makalah ini, saya buat sebagai tugas Ujian Akhir Semester dalam mata kuliah Sosiologi. Dalam laporan makalah ini berisi laporan saya selama melakukan observasi dan analisis sosial mengenai Relasi Pekerja Seks Komersial dalam Masyarakat
 Apabila dalam laporan makalah ini masih ada beberapa kekurangan harap dimaklumi. Kritik dan Saran dari Dosen, dan teman-teman semua tetap kami harapkan guna perbaikkan dan penyempurnaan laporan makalah ini.


Yogyakarta, 14 November 2013
Penyusun

            Frenda Yentin Madiana



 Daftar Isi
Kata Pengantar........................................................................................................... i
BAB I
Deskripsi.................................................................................................................... 1
BAB II
Pembahasan................................................................................................................ 3
Analisis....................................................................................................................... 5
BAB III
Rekomendasi.............................................................................................................. 8
Daftar Pustaka........................................................................................................... 10


BAB I

DESKRIPSI
            Masalah yang biasa terjadi dalam negara berkembang seperti Indonesia adalah masalah perekeonomian. Situasi perekenomian negara mengambil andil besar dalam perkembangan kesejahteraan penduduknya. Apabila perekonomian negara berjalan dengan lancar dan semestinya maka kesejahteraan masyarakat akan relative stabil. Akan tetapi apabila hal tersebut tidak terjadi, maka akan terjadi krisis perekonomian, dan masyarakat pun akan ikut menanggung dampak dari krisis tersebut. Indonesia pernah mengalami krisis yang mencapai puncaknya pada tahun 1998, yang telah menimbulkan berbagai konsekuensi yang harus ditanggung masyarakat Indonesia. Dampak dari adanya krisis tersebut adalah angka pengangguran yang semakin bertambah sementara itu harga barang kebutuhan yang ada semakin melonjak.
Minimnya lapangan pekerjaan ini membuat mereka mencari pekerjaan alternatif dimana pekerjaan itu tidak membutuhkan keterampilan, keahlian dan modal yang tinggi namun dapat mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari. Salah satunya adalah menjadi Pekerja Seks Komersial.  Pekerja Seks Komersial adalah suatu pekerjaan dimana seseorang menjajakan dan memperdagangkan dirinya kepada orang lain untuk melakukan hubungan seksual dengan tujuan untuk mendapatkan uang. Di Indonesia Pekerja Seks Komersial biasa disebut dengan PSK.
            Pekerja Seks Komersial di Indonesia menyebar diseluruh wilayah nusantara. Yogyakarta pun sama halnya dengan kota-kota besar lainnya yang tak luput dari serangan para Pekerja Seks Komersial. Keberadaan Pekerja Seks Komersial ini dianggap sebagai hal yang merugikan banyak pihak dan juga dianggap pekerjaan yang hina. Mereka juga biasa disebut sebagai sampah masyarakat. Pekerjaan ini meresahkan masyarakat, karena hal ini dapat memicu timbulnya tindakan-tindakan kriminal yang ada di lingkungan tersebut dan di sekitarnya di mana mereka menjajakan dirinya.
            Pekerja Seks Komersial biasa menjajakan dirinya pada malam hari sekitar jam sepuluh ke atas. Tempat mereka menjajakan diri biasanya di kafe, diskotik, maupun di komplek-komplek pelacuran. Seperti komplek pelacuran yang ada di Yogyakarta dan merupakan komplek pelacuran terbesar di daerah ini, mereka para Pekerja Seks Komersial ada yang menjajakan dirinya di sepanjang jalan ada pula yang menjajakan dirinya di dalam komplek. Mereka memakai pakaian yang minim-minim dan berdandan secantik mungkin untuk menggait para pelanggannya yang kebanyakan adalah para lelaki hidung belang yang berkunjung ke tempat tersebut. Pekerja Seks Komersial ini tak hanya dilakukan oleh mereka yang berusia dewasa namun ada juga mereka yang berusia belasan tahun sudah menjajakan dirinya, pelanggannya pun tak jauh beda dari mereka, yaitu segala umur.


           
           


BAB II
PEMBAHASAN
            Kondisi ekonomi yang semakin memburuk yang dikarenakan kurangnya lapangan pekerjaan yang ada ditambah lagi dengan terbatasnya pendidikan serta pengetahuan agama yang minim membuat manusia tidak berpikir panjang dalam memenuhi kebutuhannya. Semua cara dilakukan agar mereka dapat mempertahankan hidup.  Apalagi jika mereka hidup di kota yang mana kebutuhan-kebutuhan tersebut akan lebih mahal jika dibandingkan dengan yang ada di desa. Hal ini membuat mereka memilih pekerjaan yang cepat mendapatkan uang tanpa keahlian, keterampilan dan modal yang tinggi, salah satunya menjadi Pekerja Seks Komersial.
            Meningkatnya Pekerja Seks Komersial tidak terlepas dari semakin banyaknya pengangguran sebagai akibat dari krisis ekonomi juga karena sempitnya cara berpikir mereka yang tertarik untuk mendapatkan uang yang lebih banyak dan cepat tanpa harus bekerja keras. Selain faktor itu ada pula faktor lain yang mempengaruhi seseorang menjadi Pekerja Seks Komersial, yaitu :
1.      Faktor  internal keluarga, seperti broken home.
2.      Pergaulan bebas
3.      Lingkungan yang mendukung untuk terjun sebagai Pekerja Seks Komersial, misalnya dimana seseorang itu tumbuh dan berkembang di lingkungan prostitusi yang mana ia akan cenderung meniru lingkungan tersebut dan menganggap perbuatan yang ada di tempat tersebut adalah perbuatan yang wajar.
4.      Perilaku seks yang menyimpang, yaitu dimana Pekerja Seks Komersial tidak memikirkan uang yang akan didapatkannya namun ia akan memikirkan bagaimana hasrat kebutuhan seksnya tersalurkan.
Fenomena ini pasti akan menimbulkan dampak bagi masyarakat maupun dirinya sendiri. Dampak-dampaknya antara lain :
1.      Menimbulkan dan menyebarluaskan penyakit kelamin dan penyakit kulit. Seperti HIV/AIDS, gonorhea, sifilis (Syphilis), herpes.
2.      Merusak sendi-sendi keluarga.
3.      Berkorelasi dengan kriminalitas dan bahan-bahan narkotika.
4.      Merusak sendi-sendi moral, susila, hukum dan agama.
5.      Adanya pengeksplosian manusia oleh manusia.
6.      Memberikan pengaruh yang buruk bagi lingkungan. Terutama perkembangan anak-anak muda.
Fenomena prostitusi ini tumbuh dan berkembang hampir diseluruh kota besar di Indonesia, salah satunya adalah di Yogyakarta. Dari hasil penelitian yang dilakukan di Pasar Kembang Yogyakarta atau biasa disebut  dengan Sarkem. Menyebutkan bahwasanya, Pasar Kembang ini  adalah sebuah nama jalan yang dikenal sebagai areal prostitusi di Kota Yogyakarta. Secara administratif wilayah ini merupakan bagian dari Kecamatan Gedong Tengen, tepatnya berada di RW Sosrowijayan Kulon. Tetapi kemudian masyarakat lebih mengenal dan menyebut RW Sosrowijayan Kulon ini dengan nama Sarkem  atau ada juga yang menyebut wilayah ini dengan Gang 3, karena wilayah sarkem adalah gang ketiga dari arah Timur Jalan Pasar kembang.  Sebelum memasuki kawasan prostitusi ini yang berada di Gang tiga, di kenakan biaya masuk sebesar Rp. 2000,- yang mana menurut penjaga gang tersebut disebut sebagai dana sosial. Para pedagang kaki lima, tukang becak, pemuda-pemudi dan warga kompleks tersebut sudah terorganisir secara baik. Di dalam lokalisasi yang berada di kawasan padat penduduk ini terdapat ratusan PSK
Para PSK di kawasan prostitusi ini mulai dari usia belasan sampai puluhan tahun.  Pasar ini buka mulai jam empat sore hingga menjelang shubuh. Pelanggan mereka adalah lelaki segala usia. Pekerja Seks Komersial ini tidak hanya dari Yogyakarta, diantara mereka ada yang dari Surabaya, Temanggung, Semarang dan kota-kota lainnya. Mereka akan bernegoisasi dengan pelanggannya mengenai harga mereka. Jika harga sudah disepakati maka mereka akan melayani pelanggannya.
Di kawasan porstitusi ini tidak diperbolehkan memotret peristiwa-peristiwa yang ada di sana maupun tempat-tempat yang ada di sana sebelum mendapatkan izin dari Pak Wiwit yang merupakan ketua dari prostitusi tersebut Setiap satu rumah di Sarkem bisa di huni banyak PSK bersama satu induknya yang biasa disebut dengan mucikari atau germo.



ANALISIS
 Masalah ini akan dilihat dari segi Paradigma sosiologi dan Grand Teori dalam sosiologi yang mana terdapat relasi antara Pekerja Seks Komersial dengan masyarakat.
Paradigma Sosiologi
Dalam Paradigma Sosial ada Paradigma Fakta Sosial, Paradigma Definisi Sosial dan Paradigma Perilaku Sosial.
Pertama dari segi Pardigma Fakta Sosial, di mana dalam paradigma ini menerangkan semua kenyataan yang ada di dunia yang dapat ditangkap dengan panca indra, dan di dalamnya terdapat struktur sosial dan pranata sosial. Pekerja Seks Komersial merupakan sebuah pekerjaan yang nyata, dan merupakan fakta yang benar-benar ada dan hidup dalam kehidupan masyarakat, sehingga Pekerjaan sebagai pekerja Seks Komersial  termasuk dalam struktur sosial. Dan di dalamnya pula terdapat pranata sosial, pranata social ini ditunjukkan dengan adanya lembaga-lembaga dalam PSK yang terorganisir dengan baik.
Kedua dari segi Paradigma Definisi Sosial, dalam paradigma ini dijelaskan bahwa dalam struktur dan pranata sosial dapat membentuk tindakan manusia yang penuh makna atau arti subyektif bagi dirinya dan diarahkan pada timbulnya tindakan orang lain. Pekerjaan sebagai Pekerja Seks Komersial memberikan makna atau citra yang buruk terhadap diri seseorang yang melakukan pekerjaan ini, karena orang lain atau masyarakat memaknai pekerjaan mereka sebagai pekerjaan yang hina yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada.
Ketiga dari segi Paradigma Perilaku Sosial, dalam teori ini ada asumsi bahwasanya manusia pada dasarnya adalah makhluk pengejar keuntungan. Pekerja Seks Komersial yang ada di Sarkem ini tentunya juga mengejar keuntungan, yaitu untuk mendapat uang yang banyak dan dalam waktu yang cepat, tanpa memikirkan modal dan keterampilan.




Grand Teory Sosiologi
Sedangkan jika dilihat dari segi  Grand Teory yang ada dalam sosiologi. Pertama, dari teori Fungsionalisme Struktural, teori ini menekankan pada keteraturan, keharmonisan dan kemapanan. Asumsi dasarnya adalah setiap struktur dalam sistem sosial fungsional terhadap struktur sosial yang lain, dan apabila sebaliknya atau disfungsional maka struktur itu akan hilang dengan sendirinya. Dalam masalah ini Pekerja Seks Komersial yang ada di Sarkem di fungsikan dan di dukung oleh :
1.      Pekerja Seks Komersial itu sendiri, dimana mereka menganggap bahwa pekerjaan ini dapat memenuhi kebutuhan kehidupan mereka, tanpa harus bersusah payah untuk mencari pekerjaan dan tidak membutuhkan keterampilan.
2.      Mucikari atau biasa disebut dengan germo. Mucikari ini memanfaatkan Pekerja Seks Komersial untuk mendapat uang bagi dirinya karena ia bertindak sebagai distributor PSK. Sehingga PSK sangat membantu bagi kehidupan mereka.
3.      Tukang Becak. Tukang becak yang ada di Sarkem merasa diuntungkan karena pengunjung yang rame maka jasa mereka juga akan rame yang mana mengakibatkan pendapatan mereka meningkat.
4.      Pedagang Sekitar. Pedagang sekitar yang ada di Sarkem juga diuntungkan sebab keramaian yang ada di Sarkem digunakan mereka sebagai ajang untuk menjajakan dagangannya.
5.      Pemuda Sarkem. Diuntungkan karena mereka dapat menarik biaya masuk atau ticketing ke dalam gang tiga atau Sarkem. Hal ini menyebabkan mereka mendapatkan pekerjaan.
6.      Konsumen. Mereka dapat menyalurkan kebutuhan seksnya kepada para pekerja seks komersial.
7.      Tukang Parkir. Melihat banyaknya kendaraan konsumen yang berkunjung ke Sarkem sudah pasti tukang parker di kawasan ini diuntungkan dengan keberadaan pera pekerja seks komersial yang berada di wilayah ini.
8.      Oknum yang tidak bertanggung jawab. Oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab menggunakan kesempatan ini untuk menarik retribusi atau tarikan liar.
Kedua, teori Interaksionisme simbolik menekankan bahwa tindakan seseorang berdasarkan makna yang diberikan atas tindakan orang lain. Dalam teori ini kita melihat adanya pihak-pihak yang kontra terhadap keberadaan Pekerja Seks Komersial dalam masyarakat, pihak-pihak tersebut antara lain :
1.   Keluarga. Keluarga tentunya merasa dirugikan dengan adanya Pekerja Seks Komersial. Karena Pekerja Seks Komersial ini bisa mengikis dan merubuhkan tiang-tiang keharmonisan yang telah terjalin dalam rumah tangga.
2.   Pemerintah. Pemerintah merasa dirugikan karena dengan adanya Pekerja Seks Komersial yang ada di daerahnya maka akan membuat citra daerah tersebut menjadi buruk di mata daerah lain.
3.   Publik Agama. Publik agama secara terang-terangan pasti menolak keberadaan Pekerja Seks Komersial, karena hal ini akan menimbulkan berbagai macam kemaslahatan bagi PSK sendiri maupun bagi orang lain. Dan hal ini sudah jelas tidak diperbolehkan dalam Al-Qur’an dan merupakan dosa besar karena termasuk dalam zina.
4.   Komnas Perempuan. Komanas perempuan merasa bahwasanya perempuan tidaklah suatu barang dagangan yang bisa dijual belikan seenaknya.
5.   Masyarakat sekitar. Merasa bahwa kawasannya tak lagi aman. Karena dalam area porstitusi pasti akan menimbulkan tindakan-tindakan kriminal dan pastinya di dalamnya terdapat banyak preman.
Ketiga, teori Pertukaran Sosial, menekankan hubungan untung-rugi. Dimana manusia tidak mencari keuntungan maksimal namun selalu mencari keuntungan.
Dalam persoalan ini Pekerja Seks Komersial ingin mendapatkan uang dalam jumlah yang banyak dengan modal yang relatif rendah  dan minim serta tanpa adanya keterampilan dan keahlian yang khusus. Ini menunjukkan bahwa Pekerja Seks Komersial mencari keuntungan.


BAB III
REKOMENDASI
1.      Kepada Pemerintah
·         Sebaiknya, memberikan check-up kesehatan yang lebih sering  kepada pekerja seks komersial yang ada di Sarkem menggunakan puskesmas keliling agar mereka tidak terjangkit HIV AIDS dan penyakit kelamin lainnya serta memberikan sosialisasi akan pentingnya pemakaian kondom dalam pekerjaan mereka.

·         Sebaiknya, memberikan penyuluhan dan sosialisasi kepada siswa siswi SMA maupun SMP agar tidak terjerumus sebagai Pekerja Seks Komersial, karena keadaan siswa siswi SMP maupun SMA masih labil yang mudah untuk digoyahkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab seperti mucikari yang menawarkan uang banyak kepada mereka.
2.      Kepada Pekerja Seks Komersial
·         Sebaiknya, mereka tidak menjajakan dirinya di sepanjang jalan yang ada di Sarkem karena mereka sudah diberi tempat sendiri di Sarkem yaitu di Gang tiga, karena itu dapat menambah buruk citra kota Yogyakarta.
3.      Kepada Konsumen
·         Konsumen seharusnya berpikir panjang sebelum menggunakan jasa Pekerja Seks Komersial, berpikir dampak apa saja yang akan terjadi pada dirinya maupun pada orang lain. Karena hal ini dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit kelamin dan itu pun dapat menular kepada siapa saja tanpa pandang bulu.
4.      Kepada Tukang Becak
·         Sebaiknya, mereka mencari tempat lain yang strategis dan baik dalam pekerjaannya sehingga secara tidak langsung mereka membantu pemerintah dalam usaha mendisfungsikan PSK.
5.      Kepada Keluarga
·         Keluarga sebaiknya, bisa menjaga keharmonisan yang ada dalam rumah tangga sehingga tak ada lagi suami-suami yang lari ke Sarkem, dan menjaga putra-putri mereka dalam pergaulannya sehingga mereka tidak terjerumus dalam kehidupan para Pekerja Seks Komersial.
6.      Kepada Publik Agama
·         Publik agama sebaiknya terus memberikan pencerahan kepada masyarakat bahwasanya pekerjaan seks komersial dan pengguna jasa pekerja seks komersial adalah suatu pekerjaan yang melangar ajaran agama.

           

                                             

DAFTAR PUSTAKA

·         Soekanto, Prof.Dr soerjono, Sosiologi suatu pengantar. Jakarta. Rajawali Pers. 2013
·         Ritzer, George. Sosiologi ilmu pengetahuan paradigma ganda. Jakarta. PT rajagrafindo persada










Copyright © 2009 Sebutir Embun All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.