Kata
Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim.....
Alhamdulillah...segala
puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan kenikmatan dan kerahmatan kepada
kita semua. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada kita Muhammad Saw, yang
dengan seizin Allah SWT telah membawa kita kejalan yang lurus jalan yang terang
benderang yaitu Agama Islam.
Segala puji syukur saya
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia nya kami dapat
membuat laporan hasil observasi dan analisis sosial yang telah kami lakukan
ini.
Laporan makalah ini, saya buat sebagai
tugas Ujian Akhir Semester dalam mata kuliah Sosiologi. Dalam laporan makalah ini berisi
laporan saya selama melakukan observasi dan analisis sosial mengenai Relasi
Pekerja Seks Komersial dalam Masyarakat
Apabila dalam laporan makalah ini masih ada
beberapa kekurangan harap dimaklumi. Kritik dan Saran dari Dosen, dan
teman-teman semua tetap kami harapkan guna perbaikkan dan penyempurnaan laporan
makalah ini.
Yogyakarta, 14 November 2013
Penyusun
Frenda Yentin Madiana
Daftar
Isi
Kata
Pengantar........................................................................................................... i
BAB
I
Deskripsi.................................................................................................................... 1
BAB
II
Pembahasan................................................................................................................ 3
Analisis....................................................................................................................... 5
BAB
III
Rekomendasi.............................................................................................................. 8
Daftar
Pustaka........................................................................................................... 10
BAB
I
DESKRIPSI
Masalah yang biasa terjadi dalam
negara berkembang seperti Indonesia adalah masalah perekeonomian. Situasi
perekenomian negara mengambil andil besar dalam perkembangan kesejahteraan
penduduknya. Apabila perekonomian negara berjalan dengan lancar dan semestinya
maka kesejahteraan masyarakat akan relative stabil. Akan tetapi apabila hal
tersebut tidak terjadi, maka akan terjadi krisis perekonomian, dan masyarakat
pun akan ikut menanggung dampak dari krisis tersebut. Indonesia pernah
mengalami krisis yang mencapai puncaknya pada tahun 1998, yang telah
menimbulkan berbagai konsekuensi yang harus ditanggung masyarakat Indonesia. Dampak
dari adanya krisis tersebut adalah angka pengangguran yang semakin bertambah
sementara itu harga barang kebutuhan yang ada semakin melonjak.
Minimnya
lapangan pekerjaan ini membuat mereka mencari pekerjaan alternatif dimana
pekerjaan itu tidak membutuhkan keterampilan, keahlian dan modal yang tinggi
namun dapat mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari. Salah satunya adalah
menjadi Pekerja Seks Komersial. Pekerja
Seks Komersial adalah suatu pekerjaan dimana seseorang menjajakan dan
memperdagangkan dirinya kepada orang lain untuk melakukan hubungan seksual
dengan tujuan untuk mendapatkan uang. Di Indonesia Pekerja Seks Komersial biasa
disebut dengan PSK.
Pekerja Seks Komersial di Indonesia
menyebar diseluruh wilayah nusantara. Yogyakarta pun sama halnya dengan
kota-kota besar lainnya yang tak luput dari serangan para Pekerja Seks
Komersial. Keberadaan Pekerja Seks Komersial ini dianggap sebagai hal yang
merugikan banyak pihak dan juga dianggap pekerjaan yang hina. Mereka juga biasa
disebut sebagai sampah masyarakat. Pekerjaan ini meresahkan masyarakat, karena
hal ini dapat memicu timbulnya tindakan-tindakan kriminal yang ada di
lingkungan tersebut dan di sekitarnya di mana mereka menjajakan dirinya.
Pekerja Seks Komersial biasa
menjajakan dirinya pada malam hari sekitar jam sepuluh ke atas. Tempat mereka
menjajakan diri biasanya di kafe, diskotik, maupun di komplek-komplek
pelacuran. Seperti komplek pelacuran yang ada di Yogyakarta dan merupakan
komplek pelacuran terbesar di daerah ini, mereka para Pekerja Seks Komersial
ada yang menjajakan dirinya di sepanjang jalan ada pula yang menjajakan dirinya
di dalam komplek. Mereka memakai pakaian yang minim-minim dan berdandan
secantik mungkin untuk menggait para pelanggannya yang kebanyakan adalah para
lelaki hidung belang yang berkunjung ke tempat tersebut. Pekerja Seks Komersial
ini tak hanya dilakukan oleh mereka yang berusia dewasa namun ada juga mereka
yang berusia belasan tahun sudah menjajakan dirinya, pelanggannya pun tak jauh
beda dari mereka, yaitu segala umur.
BAB II
PEMBAHASAN
Kondisi ekonomi yang semakin
memburuk yang dikarenakan kurangnya lapangan pekerjaan yang ada ditambah lagi
dengan terbatasnya pendidikan serta pengetahuan agama yang minim membuat
manusia tidak berpikir panjang dalam memenuhi kebutuhannya. Semua cara
dilakukan agar mereka dapat mempertahankan hidup. Apalagi jika mereka hidup di kota yang mana
kebutuhan-kebutuhan tersebut akan lebih mahal jika dibandingkan dengan yang ada
di desa. Hal ini membuat mereka memilih pekerjaan yang cepat mendapatkan uang
tanpa keahlian, keterampilan dan modal yang tinggi, salah satunya menjadi
Pekerja Seks Komersial.
Meningkatnya Pekerja Seks Komersial
tidak terlepas dari semakin banyaknya pengangguran sebagai akibat dari krisis
ekonomi juga karena sempitnya cara berpikir mereka yang tertarik untuk mendapatkan
uang yang lebih banyak dan cepat tanpa harus bekerja keras. Selain faktor itu
ada pula faktor lain yang mempengaruhi seseorang menjadi Pekerja Seks
Komersial, yaitu :
1. Faktor internal
keluarga, seperti broken home.
2. Pergaulan bebas
3. Lingkungan yang mendukung untuk terjun sebagai Pekerja
Seks Komersial, misalnya dimana seseorang itu tumbuh dan berkembang di
lingkungan prostitusi yang mana ia akan cenderung meniru lingkungan tersebut
dan menganggap perbuatan yang ada di tempat tersebut adalah perbuatan yang
wajar.
4. Perilaku seks yang menyimpang, yaitu dimana Pekerja
Seks Komersial tidak memikirkan uang yang akan didapatkannya namun ia akan
memikirkan bagaimana hasrat kebutuhan seksnya tersalurkan.
Fenomena ini pasti akan menimbulkan dampak bagi
masyarakat maupun dirinya sendiri. Dampak-dampaknya antara lain :
1.
Menimbulkan
dan menyebarluaskan penyakit kelamin dan penyakit kulit. Seperti HIV/AIDS, gonorhea,
sifilis (Syphilis), herpes.
2.
Merusak
sendi-sendi keluarga.
3.
Berkorelasi
dengan kriminalitas dan bahan-bahan narkotika.
4.
Merusak
sendi-sendi moral, susila, hukum dan agama.
5.
Adanya
pengeksplosian manusia oleh manusia.
6.
Memberikan
pengaruh yang buruk bagi lingkungan. Terutama perkembangan anak-anak muda.
Fenomena prostitusi ini tumbuh dan berkembang hampir
diseluruh kota besar di Indonesia, salah satunya adalah di Yogyakarta. Dari
hasil penelitian yang dilakukan di Pasar Kembang Yogyakarta atau
biasa disebut dengan Sarkem. Menyebutkan bahwasanya, Pasar
Kembang ini adalah sebuah nama jalan
yang dikenal sebagai areal prostitusi di Kota Yogyakarta. Secara administratif
wilayah ini merupakan bagian dari Kecamatan Gedong Tengen, tepatnya berada di
RW Sosrowijayan Kulon. Tetapi kemudian masyarakat lebih mengenal dan menyebut
RW Sosrowijayan Kulon ini dengan nama Sarkem
atau ada juga yang menyebut wilayah ini dengan Gang 3, karena wilayah
sarkem adalah gang ketiga dari arah Timur Jalan Pasar kembang. Sebelum memasuki kawasan prostitusi ini yang
berada di Gang tiga, di kenakan biaya masuk sebesar Rp. 2000,- yang mana
menurut penjaga gang tersebut disebut sebagai dana sosial. Para pedagang kaki
lima, tukang becak, pemuda-pemudi dan warga kompleks tersebut sudah
terorganisir secara baik. Di dalam lokalisasi
yang berada di kawasan
padat penduduk ini terdapat ratusan PSK
Para PSK di
kawasan prostitusi ini mulai dari usia belasan sampai
puluhan tahun. Pasar ini buka mulai jam
empat sore hingga menjelang shubuh. Pelanggan
mereka adalah lelaki segala usia. Pekerja Seks Komersial ini tidak hanya dari
Yogyakarta, diantara mereka ada yang dari Surabaya, Temanggung, Semarang dan
kota-kota lainnya. Mereka akan bernegoisasi dengan pelanggannya mengenai harga
mereka. Jika harga sudah disepakati maka mereka akan melayani pelanggannya.
Di
kawasan porstitusi ini tidak diperbolehkan
memotret peristiwa-peristiwa yang ada di sana maupun tempat-tempat yang ada di
sana sebelum mendapatkan izin dari Pak Wiwit yang merupakan ketua dari
prostitusi tersebut Setiap satu
rumah di Sarkem bisa di huni banyak PSK bersama satu induknya yang biasa
disebut dengan mucikari atau germo.
ANALISIS
Masalah ini akan dilihat dari segi Paradigma
sosiologi dan Grand Teori dalam sosiologi yang mana
terdapat relasi antara Pekerja Seks Komersial dengan masyarakat.
Paradigma
Sosiologi
Dalam Paradigma Sosial ada Paradigma Fakta Sosial,
Paradigma Definisi Sosial dan Paradigma Perilaku Sosial.
Pertama dari segi Pardigma Fakta Sosial, di mana dalam
paradigma ini menerangkan semua kenyataan yang ada di dunia yang dapat
ditangkap dengan panca indra, dan di dalamnya terdapat struktur sosial dan
pranata sosial. Pekerja Seks Komersial merupakan sebuah pekerjaan yang nyata,
dan merupakan fakta yang benar-benar ada dan hidup dalam kehidupan masyarakat, sehingga
Pekerjaan sebagai pekerja Seks Komersial termasuk dalam struktur sosial. Dan di
dalamnya pula terdapat pranata sosial, pranata social ini ditunjukkan dengan adanya
lembaga-lembaga dalam PSK yang terorganisir dengan baik.
Kedua dari segi Paradigma Definisi Sosial,
dalam paradigma ini dijelaskan bahwa dalam struktur dan pranata sosial dapat
membentuk tindakan manusia yang penuh makna atau arti subyektif bagi dirinya dan
diarahkan pada timbulnya tindakan orang lain. Pekerjaan sebagai Pekerja Seks
Komersial memberikan makna atau citra yang buruk terhadap diri seseorang yang
melakukan pekerjaan ini, karena orang lain atau masyarakat memaknai pekerjaan
mereka sebagai pekerjaan yang hina yang tidak sesuai dengan norma-norma yang
ada.
Ketiga dari segi Paradigma Perilaku Sosial,
dalam teori ini ada asumsi bahwasanya manusia pada dasarnya adalah makhluk
pengejar keuntungan. Pekerja Seks Komersial yang ada di Sarkem ini tentunya
juga mengejar keuntungan, yaitu untuk mendapat uang yang banyak dan dalam waktu
yang cepat, tanpa memikirkan modal dan keterampilan.
Grand Teory
Sosiologi
Sedangkan jika dilihat dari segi Grand Teory yang ada dalam sosiologi.
Pertama, dari teori Fungsionalisme Struktural, teori ini menekankan pada
keteraturan, keharmonisan dan kemapanan. Asumsi dasarnya adalah setiap struktur
dalam sistem sosial fungsional terhadap struktur sosial yang lain, dan apabila
sebaliknya atau disfungsional maka struktur itu akan hilang dengan sendirinya.
Dalam masalah ini Pekerja Seks Komersial yang ada di Sarkem di fungsikan dan di dukung oleh :
1.
Pekerja Seks
Komersial itu sendiri, dimana mereka menganggap bahwa pekerjaan
ini dapat memenuhi kebutuhan kehidupan mereka, tanpa
harus bersusah payah untuk mencari pekerjaan dan tidak membutuhkan
keterampilan.
2.
Mucikari
atau biasa disebut dengan germo. Mucikari ini memanfaatkan Pekerja
Seks Komersial untuk mendapat uang bagi dirinya karena ia bertindak sebagai
distributor PSK. Sehingga PSK sangat membantu
bagi kehidupan mereka.
3.
Tukang Becak. Tukang
becak yang ada di Sarkem merasa diuntungkan karena pengunjung yang rame maka
jasa mereka juga akan rame yang mana mengakibatkan
pendapatan mereka meningkat.
4.
Pedagang
Sekitar. Pedagang sekitar yang ada di Sarkem juga diuntungkan
sebab keramaian yang ada di Sarkem digunakan mereka sebagai ajang untuk
menjajakan dagangannya.
5.
Pemuda
Sarkem. Diuntungkan karena mereka dapat menarik biaya masuk
atau ticketing ke dalam gang tiga atau Sarkem. Hal ini
menyebabkan mereka mendapatkan pekerjaan.
6.
Konsumen. Mereka dapat menyalurkan kebutuhan seksnya kepada para pekerja seks
komersial.
7.
Tukang
Parkir. Melihat banyaknya kendaraan konsumen yang
berkunjung ke Sarkem sudah pasti tukang parker di kawasan ini diuntungkan
dengan keberadaan pera pekerja seks komersial yang berada di wilayah ini.
8.
Oknum yang
tidak bertanggung jawab. Oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab menggunakan kesempatan ini untuk menarik retribusi atau tarikan
liar.
Kedua, teori Interaksionisme
simbolik menekankan bahwa tindakan seseorang berdasarkan makna yang diberikan
atas tindakan orang lain. Dalam teori ini kita melihat adanya pihak-pihak yang
kontra terhadap keberadaan Pekerja Seks Komersial dalam masyarakat, pihak-pihak
tersebut antara lain :
1.
Keluarga. Keluarga tentunya merasa dirugikan dengan adanya Pekerja Seks Komersial. Karena
Pekerja Seks Komersial ini bisa mengikis dan merubuhkan tiang-tiang
keharmonisan yang telah terjalin dalam rumah tangga.
2.
Pemerintah. Pemerintah merasa dirugikan karena dengan adanya Pekerja Seks Komersial
yang ada di daerahnya maka akan membuat citra daerah tersebut menjadi buruk di
mata daerah lain.
3.
Publik Agama. Publik agama secara terang-terangan pasti menolak keberadaan Pekerja Seks
Komersial, karena hal ini akan menimbulkan berbagai macam kemaslahatan bagi PSK
sendiri maupun bagi orang lain. Dan hal ini sudah jelas tidak diperbolehkan
dalam Al-Qur’an dan merupakan dosa besar karena termasuk dalam zina.
4.
Komnas
Perempuan. Komanas perempuan merasa bahwasanya perempuan
tidaklah suatu barang dagangan yang bisa dijual belikan seenaknya.
5.
Masyarakat
sekitar. Merasa bahwa kawasannya tak lagi aman. Karena
dalam area porstitusi pasti akan menimbulkan tindakan-tindakan kriminal dan pastinya
di dalamnya terdapat banyak preman.
Ketiga, teori Pertukaran Sosial,
menekankan hubungan untung-rugi. Dimana manusia tidak mencari keuntungan
maksimal namun selalu mencari keuntungan.
Dalam persoalan ini Pekerja Seks Komersial ingin
mendapatkan uang dalam jumlah yang banyak dengan modal yang relatif rendah dan minim serta tanpa
adanya keterampilan dan keahlian yang khusus. Ini
menunjukkan bahwa Pekerja Seks Komersial mencari keuntungan.
BAB III
REKOMENDASI
1.
Kepada
Pemerintah
·
Sebaiknya,
memberikan check-up kesehatan yang lebih sering kepada pekerja seks komersial yang ada di
Sarkem menggunakan puskesmas keliling agar mereka tidak terjangkit HIV AIDS dan
penyakit kelamin lainnya serta memberikan sosialisasi akan pentingnya pemakaian
kondom dalam pekerjaan mereka.
·
Sebaiknya, memberikan
penyuluhan dan sosialisasi kepada siswa siswi SMA maupun SMP agar tidak
terjerumus sebagai Pekerja Seks Komersial, karena keadaan siswa siswi SMP
maupun SMA masih labil yang mudah untuk digoyahkan oleh oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab seperti mucikari yang menawarkan uang banyak kepada mereka.
2.
Kepada
Pekerja Seks Komersial
·
Sebaiknya,
mereka tidak menjajakan dirinya di sepanjang jalan yang ada di Sarkem karena
mereka sudah diberi tempat sendiri di Sarkem yaitu di Gang tiga, karena itu
dapat menambah buruk citra kota Yogyakarta.
3.
Kepada
Konsumen
·
Konsumen
seharusnya berpikir panjang sebelum menggunakan jasa Pekerja Seks Komersial,
berpikir dampak apa saja yang akan terjadi pada dirinya maupun pada orang lain.
Karena hal ini dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit kelamin dan itu
pun dapat menular kepada siapa saja tanpa pandang bulu.
4.
Kepada
Tukang Becak
·
Sebaiknya,
mereka mencari tempat lain yang strategis dan baik dalam pekerjaannya sehingga secara
tidak langsung mereka membantu pemerintah dalam usaha mendisfungsikan PSK.
5.
Kepada
Keluarga
·
Keluarga sebaiknya,
bisa menjaga keharmonisan yang ada dalam rumah tangga sehingga tak ada lagi
suami-suami yang lari ke Sarkem, dan menjaga putra-putri mereka dalam
pergaulannya sehingga mereka tidak terjerumus dalam kehidupan para Pekerja Seks
Komersial.
6.
Kepada
Publik Agama
·
Publik agama
sebaiknya terus memberikan pencerahan kepada masyarakat bahwasanya pekerjaan
seks komersial dan pengguna jasa pekerja seks komersial adalah suatu pekerjaan
yang melangar ajaran agama.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Soekanto,
Prof.Dr soerjono, Sosiologi suatu pengantar. Jakarta. Rajawali Pers. 2013
·
Ritzer,
George. Sosiologi ilmu pengetahuan paradigma ganda. Jakarta. PT rajagrafindo
persada