0

CINTA BUKAN COKELAT

Posted by Unknown on 20.37


Rintihan kesepian itu kini mulai menghantuiku lagi. Rasa ketakutan yang selama ini membayang-bayangi setiap langkahku kini telah berwujud dalam kehidupanku. Kau, yang selama ini menghiasi lubuk hatiku kini telah pergi tinggalkanku. Kau yang selalu ku idam-idamkan kini tak tahu dimana. Janji-janji yang dulu pernah terucap dari mulut manismu kini bagaikan tumpukan sampah yang berserakan dan siap dibakar oleh bara api yang menyala dalam hatiku agar hilang semua kenangan itu.
“Cinta ini hanya milikmu.” Kata-kata ini yang selalu ku dengar dari mulut manismu yang sekarang berubah menjadi pahit.
Aku sudah mencoba menerima dirimu apa adanya, ku coba melihat kau adalah lelaki yang cukup sempurna untukku hari ini, namun apa yang ku dapat ketika aku mencoba untuk setia kau malah meninggalkanku bersama dia. Mungkin aku masih terlalu dini untuk mengenal cinta, tapi hatiku tak bisa berbohong tentang apa yang kurasa hari ini. Pedih, remuk dan hancur itulah yang ku rasa saat ini. Ketika aku mencoba untuk tak lagi mempermainkan laki-laki malah aku yang dipermainkan oleh laki-laki, mungkin ini yang disebut sebagai hokum karma.
Ku akui memang aku dulu menjalin hubungan dengan cowok tidak memakai hati. Aku hanya menerima cinta mereka karena aku kasihan pada mereka dan itupun tak berjalan lama. Sampai akhirnya aku ditegur oleh sahabatku agar tidak mempermainkan perasaan cowok lagi, dan aku pun mulai menuruti nasihat sahabatku. Namun, setelah aku berusaha mencoba membuka hati malah aku yang kini dipermainkan oleh cowok.
“Mungkin ini adalah balasan dari sikapku yang suka mempermainkan cowok”. Benakku dalam hati
Rasanya aku tak ingin lagi menjalin hubungan dengan cowok. Aku mulai tersadar aku tak boleh lagi mempermainkan perasaan seorang laki-laki. Kesendirian ini terus menemaniku, aku sudah berkomitmen dengan hatiku untuk tahun ini aku harus konsen dengan Ujian Nasional. Ya mengingat aku kini sudah duduk di kelas XII hehe..
Hari-hariku kini dipenuhi dengan soal-soal yang berkaitan dengan UNAS dan tak sedikit pula soal-soal tentang SBMPTN. Kadang aku merasakan kesepian yang memuncak tanpa adanya seorang kekasih yang biasanya memperhatikanku dengan mengirim sebuah pesan pendek. Tak hanya itu, kadang aku juga merasakan keirian ketika melihat temanku sedang telpon dan sms’an dengan pacarnya.
Aku bukanya tak laku, tapi aku lagi malas menjalin hubungan. Aku hanya ingin menjalin hubungan yang serius dengan seorang laki-laki, hanya itu saja. Aku pun takut jika diajak ketemuan dengan mantan-mantanku dulu. Aku tak tahu kenapa aku takut jika diajak ngedate, aku merasa risih aja dengan mereka. Mungkin ini merupakan efek dari tak adanya sedikit perasaanku kepada mereka.
Sampai pada waktunya pada tanggal 14 Februari 20013 aku bertemu dengan seorang cowok, itu pun tak sengaja. Ketika itu aku sedang bermain kerumah kakakku, hal ini bias diartikan bermain juga bisa diartikan berkunjung lah, terserah kalian aja hehe …
Hari itu kakakku sedang melaksanakan prosesi lamaran. Tak kusadari ternyata ia membawa temannya kesana. Kakakku mengenalkanku kepadanya, namun karena rasa gengsi dan perasaan yang ingin konsisten tak ingin dekat cowok aku menolak perkenalan itu mentah-mentah.
“Sini tak kenalin sama temanku!” Ujar kakakku.
“Gak ahh, dia lo masih anak-anak gitu kamu kenalin ma aku kak..! gak ah, ngapain juga.” Ujarku sambil membentak.
Tak kusadari jika teman kakakku mendengar perkataan itu.
“Tapi emang gue pikirin lo dengar pa gak yang penting gue males kenalan sama lo.” Kata-kata ini yang muncul dalam benakku.
Setelah sampai kerumah, kupikir-pikir dia cakep juga sih. Tapi gak boleh lah aku sudah janji gak pacaran dulu. Aku harys inget masa depan. Namun semakin aku ingin meghapusnya dalam pikiranku semakin dahsyat rasa itu muncul dalam hatiku. Kakaku sepertinya juga menginginkan aku menjalin hubungan dengannya karena setiap ia bersama denganku, ia selalu menceritakan temennya cowok tadi. Sampai akhirnya aku memberanikan diri menanyakan namanya, ternyata namanya… pakai inisial aja ya HI, tapi bukan hubungan internasioal lho ya.. hehe.. kok sampai hubungan Internasional ya.. padahal kan ini menyangkut hubungan hati hehe..
Dan akhirnya aku mulai deh chating-chatingan deh dengan si HI tadi. Dan yang paling mengejutkan lagi aku sepertinya jatuh cinta padanya. Hoho.. memalukan ditolak didepan dan ternyata kini malah aku yang cinta padanya.
“Gak papalah namanya juga cinta, gak tahu kapan datangnya.” Ku mencoba menghibur diri.
Ketika tes SMBPTN aku memilih tes di Malang, gak tahu juga sih kenpa aku memilih tempat itu. Dan aku meminta tolong pada si HI agar dia membantuku ketika aku di Malang. Dan dia pun membantuku dalam banyak hal ketika disana. Pertemuan di kampus BRW tak mungkin kulupakan. Aku selalu mengingat senyuman itu. Hubungan kami semakin dekat dan dekat, sampai pada suatu hari ia tak lagi membalas pesan pendek ku. Aku merasa dipermainkan olehnya. Seminggu sudah pesan pendekku tidak dibalasnya. Pikiranku mulai kemana-mana, mulai dari dia sudah punya cewek lah, dia bosan sama akulah dan masih lagi pikiran-pikiran yang menyesatkan itu. Aku mulai tak tahan lagi, ku kirim sebuah pesan pendek lagi kepadanya.
“ Maaf jika aku membuatmu bosan, maaf juga jika aku telah mengganggu kehidupanmu. Aku janji aku tak akan lagi mengganggu kehidupanmu jika itu maumu. Tapi ketahuilah aku tak ada niat tuk membuat kamu merasa jengkel dengan semua ini.” Pesan inilah yang kukirim padanya.
Mungkin aku kelihatan bodoh namun aku sudah terlanjur mencintainya. Aku berjanji tak akan mempermainkannya. Aku hanya ingin satu aku dapat memilikinya.
Hal itu ternyata menjadi sebuah kenyataan, ketika aku sudah masuk perguruan tinggi aku benar-benar memilikinya walaupun hanya sebagai kekasih. Namun, tak apalah ini sudah cukup untukku. Ya sebenarnya berharap lebih sih,, hehe..
Aku kini telah bersamanya, walaupun cinta kami terpisah jarak dan ruang. Aku mencoba setia dan akan selalu setia bersamanya. Aku ingin selalu bersamanya. Ia adalah imam yang aku damba-dambakan. Aku benar-benar menyayanginya. Jarak bukanlah halangan untukku untuk tidak percaya dengannya. Aku berusaha selalu positive thinking tentangnya. Aku hanya ingin hatiku ini selalu bahgia dengannya tanpa ada noda sedikit pun.
“Semoga kau juga menjaga hati ini.” Pintaku pada dirinya.
Aku hanya ingin dia selalu menjaga hati yang sedang dijalaninya. Aku tak ingin ia meninggalkanku. Ia tak hanya seorang kekasih bagiku namun dia adalah segala-galanya bagiku. Dia yang mengerti aku, memahami aku, membantuku dan selalu ada untukku. Dia tak seperti cokelat yang manisnya hilang setelah dimakan. Dia melainkan sesuatu yang akan kurasakan manisnya sampai akhir nanti. I love U… :-*



Copyright © 2009 Sebutir Embun All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.